malam ini aku terlibat dalam ketegangan dengannya. pola pikir dan persepsi yang berbeda serta penyampaian yang agak lain akhirnya memicu suara keras dan suasana yang tak lagi nyaman. malam ini juga aku memutuskan untuk menutup sebuah topik pembicaraan berkaitan dengan suatu hal. aku tak ingin lagi membicarakannya terlebih membahasnya dengan dasar alasan standar, aku bosan, aku malas, aku muak dengan perputara yang statis dan tak ada perkembangan berarti. cukup sudah diakhiri dengan sebuah malam dengan lampu-lampu rumah bertaburan menjadi saksi. aku sempat tersentak dengan suara kerasnya. raut wajahnya yang lain membuat aku takut. aku tak pernah melihat wajah dan mendengar suara sekeras itu darinya. malam ini sungguh aku tersadar aku telah menyinggung bagian dari hidupnya, bagian dari dunianya. aku tak mau lagi mengungkit dunianya. biarlah dunianya, lingkungannya tetaplah menjadi dunianya, lingkungannya. aku belum merasa aku berada di dalamnya. namun dalam lubuk hatiku yang terdalam aku ingin aku bisa berada di dalamnya. aku memetik banyak hal dari sebuah malam yang awalnya tak bermakna menjadi bermakna meski hati ini juga merasakan perih dan tak kusesali sebuah malam yang kelam ini. hanya berharap segalanya akan lebih baik
memandang jauh, luas
di bawah cahaya lampu
ada rumah-rumah
ada kebahagiiaan di sana
ada keriangan di sana
namun aku yang memandang
hanya merasa perih
merasa sakit
tak kuasa air mata mengalit....
Ntah kenapa air mata mengalir membaca tulisan ini,
ReplyDeletedimalam itu....
Sekarang menjadi bisu, dengan semua batasan.
Tersakiti dan terkecewakan yg engkau rasakan, mungkin saja sudah tak ada lagi kesempatan melihat malam itu dari ketinggian kota.
Ku sekarang menjawab, kau sejak lama menghuni di dalam sini hingga sekarang.
Meski semua telah berlalu delapan bulan silam
Namun, Aku akan tetap menjaga seucap kata,
Selalu menunggu agar tak lagi jauh,
disini.....
berilah kesempatan untukku berubah.