Always be grateful

Always be grateful
Just enjoy the path...

Dear YOU

Hello pals!

You come from everywhere...
Here are some stories of mine...
Puzzles that i keep searching through my life

Hope my writing will inspire you...
Make you figure out, when you're sad, there's someone worse than yours.
Make you realize that happiness is something you should share to others.

So, enjoy the pieces of mine ^^

Saturday, October 17, 2009

Enjoy ur School Time!

Kupandangi album foto berwarna biru itu sambil tersenyum. Beribu kenangan yang terukir dalam foto-foto itu. Wajah-wajah yang selalu menemaniku saat aku duduk di bangku SMA. Kini aku jarang melihat wajah-wajah itu dalam hari-hariku. Aku merasa kesepian sekali tanpa mereka. Ingin sekali mengulang semua peristiwa dulu. Meski aku harus menghadapi ujian yang amat sulit, mata pelajaran tersulit sekalipun, atau guru yang sangat tidak kusukai. Aku rela mengalami semua yang tidak enak itu asalkan dapat berkumpul kembali dengan sahabat-sahabatku dulu. Rasa rinduku semakin bertambah seiring bertambahnya hari, semakin lama aku tak berjumpa dengan mereka.

Tak terasa bulan depan aku akan meninggalkan bangku SMA. Ada rasa senang dan juga sedih. Senang karena aku akan menjadi sesosok yang lebih dewasa dan memulai perjalanan hidupku sebagai seseorang yang lebih matang dan lebih bertanggungjawab. Rasa sedih tak luput dari hatiku, aku akan berpisah dengan sahabat-sahabatku yang sangat kusayangi. Jarang ada acara kumpul-kumpul dan bercanda bersama lagi. Tak dapat kupungkiri rasa takut juga menyelip di sela hatiku.

“Celine, gimana persiapan UAN lu?? Da mantap??” Sebuah pertanyaan standar yang sering dilontarkan saat detik-detik menjelang UAN yang menurut sebagian siswa amat menyeramkan. Tentu hal ini tak berlaku bagiku. Menurutku, asalkan kita belajar dengan tekun dan sering membahas soal-soal yang pernah diujiankan, plus berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa, kita pasti akan mencapai apa yang kita inginkan yaitu nilai yang memuaskan untuk ditampilkan pada STTB. Just do your best then let God do the rest!

“Celine kok ditanya, ya pasti da mantap donk. Sang juara!!!” kata Franlise, salah seorang sahabatku yang amat bawel dan sedikit tomboy.
“Wa rada ngeri-ngeri lo. Takut grogi pas jawab gitu. Ato ntar kertas w kena tetesan, robek. Ato jawaban dilingkar kurang item. Huh….” keluh Edrenia. Sahabatku yang satu ini agak pemalu dan juga suka kuatir berlebihan seperti masalah yang satu ini.
“Santai aja lagi. Wa yakin kita bakal sama-sama lulus dari sekolah tercinta ini. Cia yo!!!” seruku memberi semangat.

Tak terasa kami sudah melewati UAN. Waktu berjalan cepat sekali. Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu oleh semua siswa kelas 3 SMA. Hari yang sangat mendebarkan karena di sekolah akan ada pengumuman kelulusan. Setelah bekerja sebaik mungkin pada saat UAN, inilah hasil yang sangat kami tungu-tunggu. Orangtua kami sendiri yang akan menerima tanda kelulusan kami. Tentunya kami tidak ingin mengecewakan harapan besar orangtua kami jadi alhasil detak jantung kami bertempo amat cepat.

“HOREEEE!!! W LULUS, CELINE!!!” teriak Franlise dengan keras sambil memelukku.
“YESSSS!!! LULUS!!!!” sambung Edrenia yang tak kalah heboh.
Ucapan “LULUS” menggema. Kulihat banyak siswa yang memegang kertas tanda kelulusan sambil berteriak, loncat-loncat, memeluk temannya, bahkan ada yang nangis sangking bahagianya.

“GILA, Celine!!! Lu dapat nilai tertinggi di kelas kita kata Pak Redo. Selamat!!!” kata Franlise menyalamiku.
“Hebat! Sekaligus menduduki peringkat kelima dari semua siswa di sekolah ini alias juara umum lima. Congratz!!!” Edrenia menimpali.
“Thanx.. Galz… Wa seneng banget bisa nerima hasil kelulusan bareng kalian. Congratz u too…”

Saat kami pergi ke sekolah kami untuk mengambil STTB sekaligus album kenangan, kami seakan enggan meninggalkan sekolah ini. Sekolah yang telah banyak berjasa mendidik kami hingga kami menjadi kami yang sekarang. Sekolah yang telah menyumbang banyak ilmu pengetahuan yang tak kami tahu. Sekolah yang banyak memperkenalkan kami pada dunia lain selain pendidikan seperti olahraga, redaksi, paskibra melalui ekstrakurikuler yang disediakan. Sekolah yang telah menemani kami bertahun-tahun lamanya, kini harus kami tinggalkan.

Hari terakhir itu aku, Franlise, Edrenia dan juga teman-teman lainnya memutuskan mengelilingi sekolah kami untuk terakhir kalinya sebagai siswa SMA. Sebab di kemudian hari kami akan datang sebagai alumni sekolah ini, bukan lagi sebagai siswa. Kami berkeliling ke semua tempat di sekolah seperti kelas kami, kantin, kantor guru, dan terakhir duduk di pinggir lapangan. Kami juga menyapa dan mengucapkan selamat tinggal kepada guru-guru dan teman-teman lainnya. Setelah ini mungkin kami akan terpisah dan berpencar. Tak tertutup kemungkinan kami tak kan berkomunikasi lagi. Jadi, kami sangat menikmati setiap detik yang ada pada hari itu.

Aku berada di negeri kangguru ini sendirian. Franlise memutuskan kuliah di Singapura dan Edrenia mengambil kuliah di Jakarta. Kami masih berhubungan hingga saat ini. Teman-teman kuliahku di sini takkan mampu menggantikan Franlise, Edrenia maupun teman-temanku yang dulu. Perhatian, kasih sayang, dan kejahilan mereka takkan mampu menandingi teman-teman lamaku. Tahun depan kelasku yang dulu memutuskan mengadakan reuni pada tanggal yang sama dengan hari terakhir kami sebagai siswa itu. Tak sabar aku menanti hari itu. Aku ingin sekali bertemu dengan mereka. Apa mereka berubah banyak? Baru kusadari betapa indahnya dunia sekolah itu. Waktu di sekolah sangat berharga hingga tak ternilai harganya.

Hargailah siapapun yang berada di sekitarmu sekarang karena kamu tidak akan pernah tahu kapan kamu akan kehilangan mereka. Mungkin besok, lusa, atau suatu waktu.

No comments:

Post a Comment