Always be grateful

Always be grateful
Just enjoy the path...

Dear YOU

Hello pals!

You come from everywhere...
Here are some stories of mine...
Puzzles that i keep searching through my life

Hope my writing will inspire you...
Make you figure out, when you're sad, there's someone worse than yours.
Make you realize that happiness is something you should share to others.

So, enjoy the pieces of mine ^^

Tuesday, April 27, 2010

Tiga Objek Dirangkai Satu Cerita


Balon udara terbang bebas melayang di angkasa biru...
Gambaran diriku tercermin olehnya...
Aku yang memiliki kebebasan seperti saat ini...
Aku yang mandiri dengan segala bekal yang ada...
Aku yang melayang mengikuti arus yang sedang kujalani...



Ibarat kapal laut yang mengarungi hamparan laut yang sangat luas... Dia tetap harus singgah sejenak di suatu pulau... Sejauh apapun dia berlayar... Dia tetap akan pulang kembali ke asalnya... Takkan mampu dia berpetualang tanpa henti... Ketika dia berhenti sejenak butuh jangkar untuk menguatkan dia agar dia tidak diterpa ombak dan pergi menjauh.

Aku menyerupai kapal laut itu. Aku juga butuh jangkarku. Ketika aku telah berpetualang jauh dan mencoba berbagai hal, ada saatnya aku berhenti sejenak, ada saatnya aku istirahat, ada saatnya aku pulang. Jangkar itu membuatku tidak kehilangan arah karena dia menguatkanku dan mengingatkanku untuk berpulang. Prinsip itu membuat arahku jelas dan tidak salah jalan.


Kehidupan penuh warna. 
Kehidupan penuh sandiwara.
Kehidupan penuh keindahan.
Kehidupan penuh hidup.

Semua itu bagian dari kehidupan. Tak mampu lari darinya. Apapun yang ada dalam hidup ini, bersyukur adalah yang terpenting. Warna itu, baik terang gelap, cerah suram, dia tetap adalah sebuah warna. Sandiwara tidak selalu tidak baik. Kadang ada saat tertentu kita perlu melakukannya demi sesuatu yang lebih baik. Keindahan, tergantung pada persepsi setiap orang. Tidak ada tolak ukur yang pasti sehingga kita bebas berekspresi. Hidup merupakan anugerah terindah yang didapatkan. Untuk itulah nikmati dan manfaatkanlah masa-masa kita hidup, kita masih bernafas, kita masih melihat, kita masih mendengar, kita masih bercerita, kita masih bergerak, kita masih merasakan.

Aku pernah memiliki 3 objek tersebut, kebebasan, prinsip, dan warna. 
Bersyukur aku masih memilikinya.
Semoga aku tetap akan memilikinya.

Friday, April 16, 2010

16 April 2010 This is Me, Always Me


Hari ini aku lega sekali. Mengapa? Karena aku telah menyelesaikan kepanitiaanku di acara terakhir. Meskipun belum seutuhnya bebas karena masih ada laporan pertanggungjawaban yang harus kuselesaikan. But, officially, I’m free. Lega sekali rasanya dapat melepas semua jabatan dan dapat menjadi mahasiswa biasa kembali. Aku tidak yakin aku tidak akan merindukan saat-saat seperti ini. Basicly, I;m busy person. Di saat aku tidak memiliki kesibukan maka aku akan berupaya membuat diri ini sibuk. Jadi, mungkin aku akan merindukan kesibukan mengurus dan menangani sebuah acara. Namun, aku telah memutuskan untuk tidak melanjutkan kehidupan organisasi untuk periode ke depannya. Semuanya cukup berakhir di sini. Sebenarnya untuk belajar akan sesuatu hal, tidak terbatas, dan tidak pernah ada kata “cukup”. Akan tetapi selalu ada kata cukup untuk mengakhiri semuanya. And, this is my choice and I must receive all the consequences. Aku memilih untuk beralih ke dunia lain yang bahkan aku masih meraba and I think this is my nature, always wanna try something new to enrich my experiences. Aku akan mencari kesibukan lain yang dapat menggantikan kesibukan ini.
Oh tidak, aku mulai merasakannya. Entah karena terbawa kondisi di sekitarku apa memang sudah waktunya aku merasakan ini. Aku mulai merasakan sedikit kesepian seorang diri. Aku mulai merasakannya. Aku berharap ini hanya semu, yang akan segera berlalu setelah aku mendapatkan kesibukan lain. Aku belum bertemu dengannya dan aku tidak mau merasakannya. Ini masih terlalu cepat, masih jauh dari targetku. Aku sadar tidak semua yang kita jadikan target dapat tercapai, but I really pray for it. Meski aku mulai merasakannya, sesungguhnya aku belum mau menjalaninya. Rasanya masih jauh dari gapaianku. Aku bahkan belum tahu arah hendak ke mana dan apa yang akan diperjuangkan. Ataukah mungkin benar kata mama, aku takut sakit hati, tidak berlanjut.  Apapun intinya aku belum menemukannya dan belum waktunya untuk memulai karena memang objeknya masih belum ada. Prinsip dan nilai apa yang diperjuangkan dalam suatu hubungan? Hanya sekedar terus bersama sajakah? Hanya seberkas perhatian sajakah? Hanya sepatah kata menyayangikah? Aku masih mencarinya dan akan terus mencarinya hingga aku menemukannya untuk dipegang. Mungkin akan banyak orang yang akan mengatakan aku sudah gila. Never mind, I just wanna be myself, expressing anything I am really be. This is me, always me.

Thursday, April 15, 2010

Bangkok Traffic (Love) Story

Akhirnya semalam, tanggal 14 April 2010, aku bersama tiga orang sahabatku menonton film ini juga. Film ini menorehkan sesuatu di hatiku. Membuatku kembali merenungkan akan banyak hal. Wanita itu hampir sama dengan diriku. Bedanya aku tidak begitu tertutup seperti dia di masa yang lalu. Perjalanan kisah Ly membuatku merefleksikan kepada diriku sendiri. Ly persis sepertiku yang tidak menginginkan hubungan jarak jauh meski alasannya berbeda. Mungkin aku belum merasakan seperti yang dirasakannya, kesepian. Aku tidak menyukai hubungan jarak jauh karena jika berjodoh kita pasti akan bertemu lagi dalam jarak dekat. Pria itu, berhasil membuat Ly hampir putus asa menunjukkan perasaannya. Pria itu sempat ingin membina hubungan jarak jauh namun Ly tidak menginginkannya. Yah, seperti yang bisa ditebak film ini juga berakhir dengan manis dan bahagia. Mereka berdua bersatu pada akhirnya setelah dua tahun pria itu menghabiskan 2 tahun di Jerman dengan mendapatkan beasiswa.

Hope mine have a happy ending too... ^^

Tuesday, April 13, 2010

Di saat seseorang membuat janji dengan orang lain, dia datang terlambat dan membuat orang lain menunggu, dia bukan hanya menghabiskan waktunya sendiri melainkan waktu orang lain.
Waktu beberapa menit bahkan beberapa detik pun sangatlah berharga bagi mereka yang sedang berjuang di ambang kematian.
Waktu beberapa detik sangat berharga bagi mereka yang sedang berlomba yang berhubungan dengan kecepatan.
Waktu beberapa detik sangat berharga bagi mereka yang bekerja bergantung pada waktu.



Jodoh, tidak bisa dipaksakan. Dia telah begitu adanya. Jika jodoh kita dengan seseorang telah habis, terimalah dengan ikhlas dan bersyukur kita pernah bersama dengan dirinya di suatu waktu lalu. Untuk itu, aku selalu menghargai waktu bersama orang-orang yang berada di sampingku karena aku tahu kapan pun aku bisa kehilangan mereka.
Aku tidak menyangka hal ini nyata. Tadi siang aku baru membaca novel dan aku mengalami salah satu kejadian dalam novel itu. Tak pernah kubayangkan sebelumnya dia muncul dengan sebentuk perhatian yang memang lagi kubutuhkan saat ini. Mengapa bisa dia? Mengapa bukan orang lain? Aku tak menyangka dirinya telah berdiri di hadapanku. Jauh dari bayanganku dia akan memperhatikanku sedemikian. 


Teman-temanku satu per satu telah memiliki seseorang di samping. Aku tidak merindukan kehadiran seseorang itu. Namun, di saat aku sakit, aku merindukan perhatian dari seseorang. Ya ampun, sepertinya otakku sudah hampir gila memikirkan seperti ini. Mungkin karena akhir-akhir ini aku telah sibuk akan banyak hal yang seharusnya tidak perlu semua kutangani namun demi kelancaran maka aku harus campur tangan. Ketika dua hari diberi waktu untuk berhenti sejenak, pikiranku mulai memikirkan banyak hal dan membayangkan banyak hal. Hampir sebulan aku tidak bertukar pikiran dengan mama. Aku menyimpannya hampir semuanya sendiri. Biasanya hampir semua kukeluarkan. Otakku sudah mulai bermasalah. Aku merasa aku seperti robot yang bisa melakukan banyak hal hingga akhirnya aku membutuhkan waktu untuk berdiam sejenak, merenungkan yang telah kulakukan. Aku ingin mewujudkan mimpiku. Meski kutelah mengorbankan beberapa hal. Kini, aku mengalami benturan, belum mampu menyelesaikan. Aku hanya bisa bercerita denganmu. Aku bukan tipe orang yang bisa bercerita dengan teman-temanku. Entah mengapa, tidak mampu keluar isi perasaanku dari mulutku. Apakah nantinya seseorang itu mampu membuatku bercerita akan banyak hal dengannya?  Apalah arti sebuah hubungan? Hanya sebatas ketemuan, bercerita, perhatian, ataukah ada sesuatu lain yang lebih dari itu semua?

Tuesday, April 6, 2010

Mengapa harus aku? Aku ini hanya...

"When you're struggling with something, look at all the people around you and realize that every single person you see is struggling with something, and to them, it's just as hard as what you're going through."

Aku selalu berusaha mengerti kepentingan semua orang tapi semakin kini semakin aku merasa seluruhnya aku yang mengerjakannya pada akhirnya.

Aku ini hanyalah seorang manusia biasa bukan setengah dewa.
Aku ini hanya memiiki satu otak untuk berpikir akan banyak hal.
Aku ini hanya memiliki dua tangan untuk mengerjakan berbagai hal.
Aku ini hanya memiliki dua kaki untuk berjalan ke berbagai tempat.
Aku ini hanya memiliki dua telinga untuk mendengarkan berbagai suara.
Aku ini hanya memiliki dua mata untuk memperhatikan banyak hal.
Aku ini manusia yang memiliki keterbatasan tersendiri.

Aku memiliki urusanku sendiri.
Aku memiliki kepentinganku sendiri.
Aku memiliki kesibukanku sendiri.
Hidupku bukan hanya untuk urusan, kepentingan, dan kesibukan orang lain.

Aku bukan egois, tak mengerti. Percayalah, aku sudah berusaha sebaik mungkin memberikan yang terbaik yang dapat kuberikan, menolong setulus tanpa mengharapkan balasan asalkan semuanya baik-baik saja. Tolong mengertilah, aku juga butuh waktu untuk diriku sendiri.

Tidak semua urusan harus melalui tanganku.
Tidak semua hal harus kupedulikan.
Tidak semua masalah harus ku melibatkan diri.
Tidak semua kepentingan harus kuikuti.

Semua orang memiliki kesibukan sendiri. Jangan hanya egois memikirkan dirimu yang punya. Selama ini aku juga mampu mengatur segalanya dengan sangat baik, tanpa mengeluh. Kusadari kapasitas tiap orang berbeda. Namun selalu ada cara untuk mengatasinya. Meski pengorbanan akan sesuatu bayarannya. Aku rela dan bersedia berkorban untuk sesuatu yang pantas, untuk sesuatu yang penting. Jangan melimpahkan segala urusan padaku hanya karena aku bersedia berkorban, rela menerimanya. Aku mampu hingga kini bukan berarti kamu tidak mampu, kamu hanya takut dan tidak mau berkorban, tidak mau mengalah dan mau menangnya sendiri, ingin urusan dan masalah selesai tanpa rugi apapun. Aku juga menginginkan hal itu. Ketika saat yang genting, kamu mendesakku akan sesuatu yang tidak sepenuhnya kewajibanku bahkan tanpa aku pun kamu dapat mengerjakannya tetapi tetap kamu memintanya dariku.

Aku merasa lelah akan kondisi sekarang ini. Semuanya aku dan aku. Mengapa bukan dia? Meski bukan kewajibanku, tetap saja aku. Tidak mau ada sedikit pengorbananpun dari yang lainnya. Hanya ingin menikmati manisnya saja.

Monday, April 5, 2010

My Trip to Semarang and Jogja...

Kamis malam ini aku bersama 20 lebih teman lainnya mengikuti Dharma Tour dengan mengunjungi kota-kota di Semarang dan Jogja terutama tempat-tempat yang berhubungan dengan ajaran Buddhis. Kamis malam berangkat ke kota Semarang. Pagi tiba di kota Semarang, perubahan cuaca mulai terasa. Semarang salah satu kota yang bisa dikatakan panas. Vihara pertama yang kami kunjungi adalah Gunung Pati. Tempatnya sangat tenang dikelilingi tanaman-tanaman yang rindang. Bhikku nya juga menyambut kami dengan sangat ramah dan memberikan kami sarapan yang enak. Kemudian kami diberi penjelasan mengenai sejarah candi Borobudur. Setelah itu, kami pergi ke Sam Poo Kong, salah satu kelenteng besar yang cukup terkenal di Indonesia. Kelenteng itu sangat besar. Aku lupa karena ketika mengunjunginya dulu masih kecil. Setelah sembahyang dan foto-foto kami beralih ke vihara Watu Gong. Vihara pertama di Indonesia. Saat hendak pulang, cuaca berubah drastis menjadi hujan yang amat deras. Kemudian kami berangkat menuju candi Borobodur yang pernah menjadi salah satu tujuh kejaiban dunia dan merupakan salah satu candi Buddha terbesar.

Akhirnya setelah sekian lama aku menikmati kemegahan candi itu. Namun sekarang keadaannya sudah bertambah parah. Banyak batu-batu yang hancur. Larangan-larangan memanjat dinding candi juga diabaikan. Kapan orang Indonesia bisa maju jika satu per satu larangan tak ada yang ditaati. Siapa lagi yang menghargai kebudayaan kalau bukan orang Indonesia sendiri. Namun pengunjung yang banyak diantaranya orang Indonesia sendiri yang memanjat dinding candi hanya demi mendapatkan foto. Hanya untuk pemikiran saat ini, di saat batu itu hancur maka generasi berikutnya tak akan pernah menikmati kemegahan candi ini lagi.

Setelah itu kami berangkat menuju kota Jogja sebelumnya singgah makan malam di perbatasan Magelang dan Jogja. Setibanya di wisma, semuanya beristirahat. Hari ini berakhir dengan kelelahan luar biasa.

Keesokan paginya, kami berangkat ke candi Prambanan yang merupakan salah satu candi Hindu terbesar juga. Kemudian kami juga sempat berkunjung ke candi Sewu yang merupakan candi Buddha yang cukup besar. Letaknya tidak jauh dari candi Prambanan. Candi Prambanan keadaannya juga tidak kalah parah. Banyak bebatuan yang runtuh akibat gempa yang melanda Jogja. Banyak candi-candi yang sedang mengalami pemugaran. Setelah itu, kami menyantap makan siang. Setelahnya kami berangkat ke Keraton Yogyakarta. Di dalamnya terdapat cerita dan kebudayaan peninggalan zaman dahulu. Kami juga sempat berkunjung ke tempat pembuatan lukisan batik dan kaos. Setelah itu kami pergi ke salah satu vihara kemudian membeli oleh-oleh bakpia yang sangat terkenal dan pergi berbelanja di Kalioboro. Mood belanjaku kandas pada malam ini.

Aku memang agak sensi hari itu. Tiga jam menghabiskan malam di Maliboro hanya dengan belanja satu kaos batik dan pembatas buku. Sisanya dengan menunggu orang-orang yang tak jelas. Tak habis pikir waktuku sia-sia. Aku menghibur diri dengan mengamati perilaku orang-orang dan kendaraan-kendaraan yang lewat sepanjang Malioboro.

Aku pernah menyukai kota ini sejak pertama melihatnya dulu...
Aku masih menyukai kota ini ketika mengunjunginya kali ini...
Kota yang tenang dengan segala kesederhanaan...
Khas kota ini membuatnya terlihat sangat anggun...
Tersirat rasa menyesal aku tidak memilih kota ini untuk menimba ilmu...
Djokdja... tahukah kami begitu mempesona diriku...
Aku akan merindukanmu...

Belum puas aku berkunjung dengan waktu kurang dari dua hari. Malam itu ditutup dengan kunjungan ke pohon beringin kembar yang kononnya dapat mengabulkan permintaan jika dapat melewatinya dengan menutup mata. Aku tidak ikut berkunjung karena kondisi hatiku sangat buruk.

Keesokan paginya, kami berangkat ke Purwokerto untuk berkunjung ke Baturraden. Perjuangan sangat panjang hingga tiba di sana. Tak banyak berubah, hanya begitu saja. Aku memilih untuk refleksi kaki. Setelah itu, kami pulang ke Bandung. Hingga besok subuh kami baru tiba karena macet.

Dari perjalanan ini, aku dapat memetik banyak hal. Waktu banyak terbuang di perjalanan dan menunggu. Banyak orang yang pergi dengan banyak sikap berbeda sangatlah sulit disatukan.

Aku mengagumi kota Djokdja. Menikmati suasananya yang tenang. Tapi kusadari ini hanya sebuah liburan. Jika seandainya aku menetap di kota ini, akankah aku menikmati sedemikian. Akankah aku juga bisa menentramkan hatiku seperti saat itu.

Satu yang kurindukan...
Suasana Djokdja yang seakan memberi salam hangat padaku...
Kenikmatan berjalan di jalanan Djokdja membuatku bersahabat dengannya...
Djokdja... aku sangat menyukai kota ini...
Orang-orang yang kalem... dan sederhana...
Belum pernah kutemukan di kota lain...
Sebuah kota sederhana dengan kekentalan budaya yang melekat...
Djokdja... kamu akan selalu mempesona hatiku...

Thursday, April 1, 2010

Kesibukan dan mimpi ini

Apa kabarmu sobat? Rasanya telah bartahun-tahun aku tidak bercerita padamu. Tidak berlebihan, memang ini yang kurasakan. Kesibukan menenggelamkanku dan membuatku nyaris tidak mampu bernafas lega. Tiap hari berbagai macam rutinitas membuat tubuh dan pikiranku lelah. Meski begitu, setidaknya aku lebih menyukai keadaan seperti ini dibanding tidak ada kegiatan sama sekali yang mungkin bisa membuatku nyaris gila. Banyak hal terjadi belakangan ini membuatku banyak berpikir akan berbagai hal. Sudah lama sekali aku tidak menelepon mama untuk bercerita. Beliau sedang sibuk dengan tamu yang sedang berkunjung ke Medan dan mungkin sudah saatnya aku mengatasi segalanya sendiri. Menambah kapasitas diriku ini dan membuat diri ini lebih bertanggungjawab, lebih mandiri, dan lebih dewasa lagi.

Mimpiku sudah setengah jalan. Aku bertemu dengannya. Aku cukup bersyukur namun seiring berlalunya jalan ternyata dia tidak jauh beda seperti lainnya. Dalam penyelesaian masalah, dia menggunakan proporsi hatinya terlalu besar sehingga melebihi kerja otaknya. Ternyata di balik persamaan kami banyak juga perbedaan yang harus kuterima secara setahap demi setahap. Semoga semuanya berjalan lancar dan mimpi ini bisa terwujud. Dengan adanya ini, aku dapat mengisi kesibukanku selepas dari organisasi.

Iyah, aku tetap pada keputusanku yang dahulu yaitu mundur. Sebenarnya aku sudah hampir maju namun karena mereka. Dalam jangka panjang aku akan sering bekerjasama dengan mereka. Sementara orang-orang itu bukan saja tidak mendukungku tapi bahkan tidak ingin jujur padaku. Kejujuran merupakan satu hal yang sangat kujunjung tinggi sehingga aku tidak mampu menerima ketidakjujuran mereka yang tidak beralasan. Semoga keputusanku ini tepat dan baik untuk semuanya.

Mengenai orang yang menyebalkan itu. Dia tetap saja menyebalkan. Suaranya tetap seperti loudspeaker saat dia ada. Aku tetap tidak bertegur sapa dengannya kecuali dia mulai duluan. Tidak biasanya aku bersikap hingga seperti ini. Dia sudah menginjakku dan aku takkan membiarkannya menginjak lagi. Mungkin ini bukan praktek hidup yang benar dan aku tidak mampu melakukan yang benar untuk kasus dengannya. Aku sudah menganggapnya bukan bagian dari atap ini. Seakan berharap dia segera enyah dari pandangan mataku. Seluruh sikapnya terdahulu tidak dapat kutolerir.

Mengenai "Mereka", keadaan tetap saja seperti biasa. Sudah kuduga keadaan tetap tidak akan berubah akan menjadi kondisi seperti itu. Aku hanya menyibukkan diriku dengan berbagai aktivitas sehingga tidak perlu sering bertemu dan berbicara sehingga tidak sering timbul masalah juga. Mengurus urusan pribadiku sendiri. Dari beberapa minggu ini aku menyadari satu hal akan kondisi belakangan ini. Tingkah lakumu menunjukkan bagaimana keluargamu mendidikmu. Untuk itu, aku tidak menyalahkan segala hal karena didikan berbeda, tingkat intelektual yang berbeda, dan jodoh yang berbeda. Semua hal itu tidak dapat dipaksakan dan tidak perlu dipaksakan. Biarkanlah begini adanya.

Aku tetap bersyukur dengan apa yang kumiliki sekarang. Hanya bersyukur dengan apa yang terjadi pada diriku. Baik, buruk, siapa tahu? Hanya bersyukur aku masih dapat hidup hingga kini dengan tidak berkekurangan. Makin hari aku merasa diriku ini makin berhati-hati dalam membelanjakan uangku untuk mewujudkana mimpiku. Untuk mimpi ini aku mengusahakan banyak hal. Berharap ini semua memperlancar namun jika tidak, itu bukanlah masalah. Hanya belum waktunya.