Always be grateful

Always be grateful
Just enjoy the path...

Dear YOU

Hello pals!

You come from everywhere...
Here are some stories of mine...
Puzzles that i keep searching through my life

Hope my writing will inspire you...
Make you figure out, when you're sad, there's someone worse than yours.
Make you realize that happiness is something you should share to others.

So, enjoy the pieces of mine ^^

Saturday, October 17, 2009

“JADE” Selamanya Bersahabat

Deline
Meskipun sudah tiga tahun aku berada di negeri Paman Sam ini, musim dingin juga tak ada bedanya dengan tahun pertamaku. Salju bertaburan di mana-mana. Suasana yang meriah dan ceria menghiasi toko-toko dan pusat perbelanjaan. Semuanya menyambut dengan gembira Hari Natal dan Tahun Baru yang semakin dekat. Aku kesepian di sini. Teman-temanku di sini semuanya menghabiskan liburannya masing-masing. Aku rindu tanah kelahiranku. Sudah tiga tahun aku tak pernah menginjakkan kakiku di sana. Apa kabar Indonesia? Apa kabar keluargaku? Komunikasi via telepon tak mengurangi rasa rinduku pada mereka. Apa kabar pula sahabat-sahabatku? Masih ingatkah kalian denganku? Atau tempatku sudah tergantikan orang lain?

Angelrica
Musim panas di sini terasa membakar kulit. Aku malas berpergian sana sini. Liburan musim panas hanya kuhabiskan di apartemenku. Mengerjakan tugas kuliahku dan mengarang novel yang merupakan hobiku sejak dulu. Negeri Kangguru bisa dikatakan tidak terlalu jauh dari negeri asalku. Tapi aku tak pernah punya kesempatan untuk pulang. Ada saja halangan seperti tugas kuliah yang menumpuk. Selain itu aku takut setelah menjenguk orang-orang terkasihku, aku tak mampu untuk meninggalkan mereka lagi. Apa kabar papa mama? Apa kabar adikku tersayang? Apa kabar para sahabatku? Nama Angelrica masih melekat kuatkah di ingatan kalian?

Joyce
Aku sangat sibuk menjalankan kuliahku di sini. Sudah tiga tahun aku tak pernah mengunjungi negaraku. Aku merasakan kekosongan di hatiku. Padahal buaknkah ini yang kuinginkan, terpisah dari keluargaku, sahabat-sahabatku, dan seseorang yang amat kucintai. Setelah berpisah aku semakin rindu pada mereka. Rindu perhatian keluargaku, rindu canda ria sahabat-sahabatku, dan rindu kasih sayangnya. Apa aku menyesali keputusan yang kuambil? Bukankah inilah jalan untuk mencapai cita-citaku menjadi seorang pelukis yang berbakat? Kini aku rindu semua yang ada di kampung halamanku yang tak dapat kutemukan di negara berseni seperti Prancis ini.

Ellyse
Dunia kuliah ternyata tak jauh beda dengan dunia SMA. Sepulang kuliah masih bisa hang out kayak SMA dulu. Tapi yang pastinya tugas kuliah itu lebih berat. Bisa kumpul bareng, belajar bareng, bercanda bareng, semuanya seakan mengulang kembali memori yang dulu. Meskipun begitu aku tetap merasa ada yang lain. Sahabat-sahabatku kini tak akan pernah bisa menggantikan tempat para sahabatku yang dulu. Kini kami berempat terpisah dalam jarak yang cukup jauh. Kami pun jarang berkomunikasi karena kesibukan masing-masing. Tinggal aku seorang yang masih setia menunggu kepulangan mereka bertiga ke negeri tercinta ini.
¤¤¤

Dua tahun kemudian…
Joyce sedang berjalan-jalan sendirian di mall. Dia sudah pulang kembali ke negaranya setelah menamatkan kuliahnya di sana. Di mall inilah dia dan sahabat-sahabatnya sering menghabiskan waktu sepulang sekolah. Sementara itu Angelrica juga berjalan melewati sebuah cefe di mall yang sama. Di café inilah dia dan sahabatnya sering bercanda ria sambil makan makanan kesukaan mereka yaitu burger. Deline yang sudah pulang sejak sebulan lalu juga sedang berjalan melewati bioskop. Di bioskop inilah mereka sering nonton bareng. Ellyse yang punya waktu kosong hari itu juga berjalan-jalan di mall yang sama dan masuk ke sebuah toko buku. Di toko buku inilah mereka sering mencari bahan-bahan mading, bahan untuk tugas sekolah, atau sekedar membaca novel dan komik.

Entah apa yang mendorong hati mereka, mereka sama-sama berjalan menuju sebuah butik yang sering mereka datangi dulu. Dan di sanalah mereka berempat bertemu kembali setelah lima tahun berpisah. Joyce terkejut melihat Deline dari kejauhan saat akan memasuki butik itu dan Deline juga sebaliknya.
Joyce berkata,” Line, Deline? Apa kabar? Kebetulan sekali kita bertemu di sini.”
“Iya. Aku rindu banget sama kamu. Udah lama kita gak bertemu,” kata Deline sambil menahan tangisan bahagianya.
Di depan butik itu terjadi acara tangis-tangisan. Ellyse yang bingung melihat ada dua cewek yang berpelukan sambil nangis ingin tau apa yang terjadi.
Ellyse tak menyangka ternyata dua cewek itu sahabatnya sendiri dan dia pun menyapa mereka,” Joyce, Deline, apa kabar?”
“Ellyse!!!” kata mereka serentak memeluk Ellyse.
“Kita bertiga sudah bertemu tinggal Angelrica saja yang gak ada, sangat disayangkan,” kata Ellyse yang juga sedang menangis.
“Siapa bilang aku gak ada? Aku gak bakalan ketinggalan momen yang paling mengharukan seperti ini,” ucap Angelrica yang muncul di belakang mereka bertiga.
Mereka semuanya memeluk Angelrica dan melepas rindu. Mereka memutuskan pergi ke café kesukaan mereka untuk bercerita lebih banyak. Aneh sekali bukan bercerita di depan butik.

“Kalian kok jahat banget sih ninggalin aku sendirian di sini? Sudah itu ga ada kabar lagi?”
“Sori dech… kalian tao gak, dosen aku tuh cerewetnya bukan maen, tugasnya banyak banget. Sampe puyeng dech aku ngerjain tugas itu. Kadang malah sampe gak tidur.”
“Kalo aku tuh banyak banget prakteknya. Huh… pokoknya sibuk banget dech. Palagi mao dapat nilai dari dosen itu sulitnya minta ampun dech.”
“Aku tuh tiap minggu ada aja yang disuruh lukis. Lukis inilah, lukis itulah, ampe semua apartemenku penuh lukisanku.”
“Aku di sini sih gak gitu berat maklum di negara sendiri hehehe….”
“Finally, JADE bisa berkumpul kembali di sini. Jade tuh kan artinya permata. Berarti kita ini permata yang akan selalu bersinar meski lima taun disimpen terus. Jade itu selamanya bersahabat,” kata Joyce sok bijak.
“Huh, dasar, mentang-mentang da kuliah di luar negeri pake inggris segala,” ejek Ellyse.
¤¤¤

Medan, 14 Juni 2006

No comments:

Post a Comment