Always be grateful

Always be grateful
Just enjoy the path...

Dear YOU

Hello pals!

You come from everywhere...
Here are some stories of mine...
Puzzles that i keep searching through my life

Hope my writing will inspire you...
Make you figure out, when you're sad, there's someone worse than yours.
Make you realize that happiness is something you should share to others.

So, enjoy the pieces of mine ^^

Saturday, October 17, 2009

Cinta Hilang, Cinta Kembali

“Shinta, lu curang! Tadi kan aku belum sembunyi, kenapa kamu buka matamu?”
“Habisnya kan kamu suruh aku hitung sampe sepuluh. Setelah aku hitung, ya aku buka mata donk.”
“Tapi kan….”
“Ga ada tapi-tapian. Pokoknya kamu kalah. Hukumannya kamu harus gendong aku keliling taman ini. Ayo!”
“Baiklah, apa sih yang ga buat kamu.”

Kuamati kedua anak kecil itu sementara pikiranku melayang menuju kehidupanku tujuh tahun yang lalu. Saat itu aku dan dia juga berdebat di taman ini yang pada akhirnya dialah yang harus menerima hukuman untuk menggendongku keliling taman ini. Mengapa semuanya seakan terulang kembali pada kedua anak ini ya? Aku tersenyum sendiri.

“Ih, senyum-senyum sendiri ntar dikira orang gila lho,” tegur James yang langsung duduk di sampingku.
“Emang enak duduk di bangku balok kayak gini sambil ngehayal?” lanjutnya.
Aku hanya tersenyum, ”Lumayan juga daripada duduk di bangku kantin kampus sambil godain cewek.”
“Hei, itu dulu, sekarang kan ga lagi.”
“Really?”
“Sure. Sekarang sudah ada seorang cewek yang berhasil masuk ke dalam hatiku.”
“Oh ya, berarti cewek itu kecil banget ya, sambil bisa masuk ke mulut lu terus turun ke hati lu.”
Aku bukan tidak tau siapa cewek yang dimaksudnya cuma aku masih belum siap menerimanya.
¤¤¤

“Do, napa sih lu suka banget ke taman ini? Apa ada yang special?” tanya Grace yang sedang berjalan di samping Aldo.
Tentu saja dia bingung, setiap hati Aldo sedang galau, cowok itu pasti mampir ke taman ini yang didominasi anak-anak. Aldo hanya diam kemudian dia berhenti berjalan dan matanya menatap sesuatu.
“Do, lu liatin apa?” tanya Grace lagi.
Gondok juga kadang ngomong sama cowok yang satu ini. Diam melulu.

Sementara itu Cheryl sedang tertawa mendengar lelucon yang dilontarkan James. Dia memang paling ahli dalam membuat lelucon. Cheryl tidak sadar daritadi ada sepasang mata yang menatapnya dari jarak sepuluh meter.

“Dia sudah bahagia dengan cowok di sampingnya. Cowok yang cukup baik untuknya. Aku saja yang terlalu mengkhawatirkannya,” kata Aldo dalam hati.
“Kita ke sana yuk, Do. Aku da lama ga naek ayunan,” ajak Grace.

“Ken?? Apa itu memang benar dia? Yang tangannya sedang ditarik cewek cantik itu? Apa benar itu Ken ku?” tanya Cheryl dalam hati.
“Lho, kok diem? Ada apaan?” tanya James sambil melihat ke arah tatapan Cheryl.
“Cowok itu kan yang membuatmu selalu ke taman ini?”
“Em…aku…aku…”
“Jangan bilang ga deh. Aku sudah tau. Sewaktu aku sendirian jalan di taman ini untuk mencari keistimewaan taman ini bagimu, aku selalu saja melihat dia sendirian melamun.”
“Ka… kamu…kamu kenal dia?”
“Aldo kan? Dia temennya Grace. Grace itu mantanku.”
“Aldo??”
“Iya. Aldo.”
Belum sempat Cheryl mencerna kata James, James sudah memanggil Grace dan Aldo.

“Grace, Do, tumben kalian ke taman. Sini!”
Aku melihatnya dari ujung kepala sampai ujung kakinya.
“Ga mungkin. Dia persis Ken. Meski aku sudah tujuh tahun ga bertemu tapi aku ga mungkin salah. Mengapa bisa Aldo?” kataku dalam hati.
Aku terkejut dan tidak sadar kalau James memanggilku.
“So… sori… ada apa?”
“Nih kenalin Grace, mantanku hehehe ga papa kan Grace. Dan ini Aldo,” seru James.
Grace tersenyum sangat manis kepadaku dan menyalamiku. Aldo juga ikut menyalamiku tapi anehnya dia menghindari tatapan mataku. Tangannya persis seperti tangan Ken.
“Do, lu pasti dah kenal kan ma Cheryl?” tanya James pada Aldo.
“Cheryl?” tanyanya bingung.

“Kalian ga usah pura-pura. Kalian sama-sama senang ke taman ini, pasti ada sesuatu yang special kan? Yuk, Grace, kita ninggalin mereka berdua,” James nyerocos.
“Semangat ya, Do! Kamu sudah menemukan cintamu. Selamat!” bisik Grace.
James juga ikutan berbisik,” Dia belahan hati kamu yang hilang. Jangan biarkan dia menghilang lagi.”

“Cheryl? Em…. apa kamu itu Viola?” tanya Aldo berani.
“Kena…. ke…kenapa kamu bisa tau nama itu? Apa kamu Ken?” balasku.
Dia terdiam.
“Iya. Aku Viola. Cheryl Viola Leo. Kamu?”
“Aku….aku Kenaldo. Aku Ken.”
Aku menghambur ke pelukannya. Aku sangat rindu padanya. Dia memelukku erat. Pelukan yang tak pernah aku rasakan selama tujuh tahun.
“Di mana kamu selama ini? Mengapa kamu menghilang? Kamu tau, aku selalu menunggumu di taman ini. Aku tak pernah menggunakan nama Viola lagi karena nama itu hanya kukhususkan untukmu,” ucapku di sela tangisku.
“Maafkan aku, Viola kecilku. Aku gak sempat memberitahumu mengenai kepindahanku ke Australia. Aku baru pulang kembali ke sini tahun lalu. Maafkan aku. Aku juga tidak menggunakan nama Ken lagi karena nama Ken hanya untukmu seorang.”

James dan Grace melihat mereka dari jauh. Mereka merasa senang telah mempersatukan pasangan yang telah terpisah itu.
“Cinta monyet bisa berubah menjadi cinta sejati ya,” kata Grace.
“Berpisah selama tujuh tahun cinta mereka masih kuat. Kita hanya berpisah setahun bukan tak mungkin untuk bersama lagi kan?” kata James tersenyum.
Mereka juga berpelukan. Ini membuktikan cinta di hati mereka masih ada.
¤¤¤

Berbicara mengenai cinta memang kadang terasa menyakitkan tapi ketika cerita cinta yang menyenangkan muncul, semua luka dan kesakitan akan hilang. Cinta sejati akan menunggu di ujung jalan.

James dan Grace kembali bersatu karena mereka sadar, saat itu mereka berpisah hanya untuk memberi waktu bagi diri mereka masing-masing. Sebenarnya mereka masih saling mencintai. Ken dan Viola akhirnya bersama kembali setelah mereka berpisah selama tujuh tahun lamanya. Ken yang tidak sempat memberitahu Viola perihal keberangkatannya dan Viola yang selalu menunggunya di taman, tempat mereka selalu bertemu, sama-sama merasa kehilangan. Tapi semua itu terlupakan ketika keduanya bersatu.
¤¤¤


Medan, 13 Juni 2006

No comments:

Post a Comment