Always be grateful

Always be grateful
Just enjoy the path...

Dear YOU

Hello pals!

You come from everywhere...
Here are some stories of mine...
Puzzles that i keep searching through my life

Hope my writing will inspire you...
Make you figure out, when you're sad, there's someone worse than yours.
Make you realize that happiness is something you should share to others.

So, enjoy the pieces of mine ^^

Saturday, May 22, 2010

Being 20 is something hard?

Pagi, Sobat. Tidak biasanya pagi-pagi seperti ini ku bertukar pikiran denganmu. Ini karena semalam terpikir akan sesuatu untuk berbagi denganmu. Topik yang kurang jelas sih. Tapi, ku tahu kamu pasti akan selalu menyambutku dengan kesan yang baik.

Waktu seperti ini minggu depan kalau berjalan lancar, aku akan berada di kampung halamanku. Waktu yang sangat kunanti-nantikan. Pulang bertemu dengan orang-orang yang kusayangi. Especially my mom. You know, she's the best person in the world for me. And the second is my dad. Sebenarnya mereka berdua memilki kelebihan dan kekurangan masing-masing, hanya saja aku lebih dekat dengan mom. Padahal pas aku hendak ke kota ini, aku juga sempat meneteskan air mata saat berpamitan dengan dad. Jika tak ada mereka, tak akan ada aku di dunia ini. Mom membuat aku menjadi orang yang berpikiran terbuka, mengatasi segalanya bukan dengan emosi, dan aku selalu melatih itu hingga sekarang. Dad membentuk pribadiku menjadi keras, berprinsip, bertanggungjawab, dan mandiri. Both of them work in me... Mental dan hati. Keduanya harus balance bukan? Hingga detik ini aku selalu bersyukur aku menjadi anak mereka. Meski aku bukan terlahir di keluarga yang kaya raya, bukan juga yang berkekurangan. Aku terlahir di keluarga yang berkecukupan. Itu sudah sangat beruntung menurutku. Aku tidak perlu mencari uang sendiri untuk biaya hidupku meski aku tidak memiliki barang-barang mewah. Pada dasarnya menurutku, itu semua tidak dibutuhkan hanya untuk prestise saja. Bukankah barang-barag tersebut menjadi mahal dan mengangkat harga diri hanya karena sebuah label, sebuah nama, fungsinya tidak akan jauh beda. Mom memberikan kebebasan sepenuhnya padaku untuk memutuskan banyak hal selama ini yang pastinya menyangkut hidupku. Mengapa? Alasannya sederhana, aku yang menjalani, bukan mereka. Dad membentuk aku menjadi pribadi tanggungjawab, mandiri, dan berprinsip menjadi bekal aku untuk berdiri tegak nantinya jika suatu hal buruk terjadi. Kalau teman-temanku melihat aku sebagai pribadi yang keras, mereka belum tahu saja dad lebih keras dari aku. Dan mereka akan berpikir betapa beruntungnya mereka mendapat dad yang mereka punya. Tapi, aku tetap bersyukur. Aku telah memiliki mereka berdua sebagai sosok orangtua yang lebih dari cukup.

Kurang dari dua bulan lagi aku akan memasuki masa kedewasaan dari seorang wanita. Mungkin banyak yang menganggap istimewa umur 17. Entah mengapa aku merasa lebih istimewa umur 20. Dan bodohnya aku baru menyadari sekarang. Di umur 17 aku merayakan pesta ulang tahun yang besar-besaran untuk pertama kali dan terakhir kalinya. Menghabiskan begitu banyak uang, bodohnya diriku dulu. Umur 20 seorang wanita memasuki masa kedewasaannya. Masa dimana akan banyak sekali peluang, tantangan, kebahagiaan, dan kesedihan yang tak didapat di fase lainnya. Karena setiap orang hanya diijinkan menjalani fase yang demikian sekali selama hidupnya. Untuk itu, aku tidak suka mendengar istilah masa SMA masa yang takkan terulang, umur 17 sekali seumur hidup. Semua yang kita jalani hanya bisa kita jalani sekali dan takkan terulang. Meski memungkinkan terulang waktunya telah berbeda. Untuk itu, tidak perlu menganggap terlalu istimewa suatu fase.Yang perlu kita lakukan adalah menjalaninya dengan sepenuh hati.

Dalam waktu kurang dari dua bulan aku sudah harus menggambarkan dalam pikiranku masa kepala 2 seperti apa yang kuharapkan akan kujalani. Meski yang kita rencanakan tidak sesuai dengan kenyataan. But, i think it's no problem. Setidaknya kita telah mempunyai bayangan apa yang ingin dicapai dalam rentang waktu sepuluh tahun. Perubahan besar kemungkinan besar terjadi dalam hidup wanita di fase ini. Dimana dari sendiri beralih menjadi berkeluarga. Dimana masa bersekolah beralih menjadi bekerja. Dimana pola pemikirannya jauh berbeda dengan remaja. Sementara setelah masa 2 ini perubahan pasti ada hanya tidak begitu signifikan. Aku tidak pernah memikirkan target mendapatkan pasangan di patokan usia yang berapa. Let it flows. Zaman SMA aku memang meilih tidak menjalin hubungan itu dengan siapapun. Setelah kuliah, yah, hingga kini aku masih nyaman dengan keadaan seperti ini. Setelah lulus, aku akan menjadi apa? Pekerjaan seperti apa yang kuinginkan? Aku sudah harus memikirkan bagaimana cara membalas budi kedua orangtuaku. Apa yang bisa kuberikan pada mereka yang telah membiaya hidupku hingga 20 tahun. Aku masih belum terbayang dan mungkin aku akan terus merenungkannya hingga detik-detik aku memasuki 20. Hope I can get them...

No comments:

Post a Comment