Balon udara terbang bebas melayang di angkasa biru...
Gambaran diriku tercermin olehnya...
Aku yang memiliki kebebasan seperti saat ini...
Aku yang mandiri dengan segala bekal yang ada...
Aku yang melayang mengikuti arus yang sedang kujalani...
Ibarat kapal laut yang mengarungi hamparan laut yang sangat luas... Dia tetap harus singgah sejenak di suatu pulau... Sejauh apapun dia berlayar... Dia tetap akan pulang kembali ke asalnya... Takkan mampu dia berpetualang tanpa henti... Ketika dia berhenti sejenak butuh jangkar untuk menguatkan dia agar dia tidak diterpa ombak dan pergi menjauh.
Aku menyerupai kapal laut itu. Aku juga butuh jangkarku. Ketika aku telah berpetualang jauh dan mencoba berbagai hal, ada saatnya aku berhenti sejenak, ada saatnya aku istirahat, ada saatnya aku pulang. Jangkar itu membuatku tidak kehilangan arah karena dia menguatkanku dan mengingatkanku untuk berpulang. Prinsip itu membuat arahku jelas dan tidak salah jalan.
Kehidupan penuh warna.
Kehidupan penuh sandiwara.
Kehidupan penuh keindahan.
Kehidupan penuh hidup.
Semua itu bagian dari kehidupan. Tak mampu lari darinya. Apapun yang ada dalam hidup ini, bersyukur adalah yang terpenting. Warna itu, baik terang gelap, cerah suram, dia tetap adalah sebuah warna. Sandiwara tidak selalu tidak baik. Kadang ada saat tertentu kita perlu melakukannya demi sesuatu yang lebih baik. Keindahan, tergantung pada persepsi setiap orang. Tidak ada tolak ukur yang pasti sehingga kita bebas berekspresi. Hidup merupakan anugerah terindah yang didapatkan. Untuk itulah nikmati dan manfaatkanlah masa-masa kita hidup, kita masih bernafas, kita masih melihat, kita masih mendengar, kita masih bercerita, kita masih bergerak, kita masih merasakan.
Aku pernah memiliki 3 objek tersebut, kebebasan, prinsip, dan warna.
Bersyukur aku masih memilikinya.
Semoga aku tetap akan memilikinya.
No comments:
Post a Comment