Always be grateful

Always be grateful
Just enjoy the path...

Dear YOU

Hello pals!

You come from everywhere...
Here are some stories of mine...
Puzzles that i keep searching through my life

Hope my writing will inspire you...
Make you figure out, when you're sad, there's someone worse than yours.
Make you realize that happiness is something you should share to others.

So, enjoy the pieces of mine ^^

Monday, April 5, 2010

My Trip to Semarang and Jogja...

Kamis malam ini aku bersama 20 lebih teman lainnya mengikuti Dharma Tour dengan mengunjungi kota-kota di Semarang dan Jogja terutama tempat-tempat yang berhubungan dengan ajaran Buddhis. Kamis malam berangkat ke kota Semarang. Pagi tiba di kota Semarang, perubahan cuaca mulai terasa. Semarang salah satu kota yang bisa dikatakan panas. Vihara pertama yang kami kunjungi adalah Gunung Pati. Tempatnya sangat tenang dikelilingi tanaman-tanaman yang rindang. Bhikku nya juga menyambut kami dengan sangat ramah dan memberikan kami sarapan yang enak. Kemudian kami diberi penjelasan mengenai sejarah candi Borobudur. Setelah itu, kami pergi ke Sam Poo Kong, salah satu kelenteng besar yang cukup terkenal di Indonesia. Kelenteng itu sangat besar. Aku lupa karena ketika mengunjunginya dulu masih kecil. Setelah sembahyang dan foto-foto kami beralih ke vihara Watu Gong. Vihara pertama di Indonesia. Saat hendak pulang, cuaca berubah drastis menjadi hujan yang amat deras. Kemudian kami berangkat menuju candi Borobodur yang pernah menjadi salah satu tujuh kejaiban dunia dan merupakan salah satu candi Buddha terbesar.

Akhirnya setelah sekian lama aku menikmati kemegahan candi itu. Namun sekarang keadaannya sudah bertambah parah. Banyak batu-batu yang hancur. Larangan-larangan memanjat dinding candi juga diabaikan. Kapan orang Indonesia bisa maju jika satu per satu larangan tak ada yang ditaati. Siapa lagi yang menghargai kebudayaan kalau bukan orang Indonesia sendiri. Namun pengunjung yang banyak diantaranya orang Indonesia sendiri yang memanjat dinding candi hanya demi mendapatkan foto. Hanya untuk pemikiran saat ini, di saat batu itu hancur maka generasi berikutnya tak akan pernah menikmati kemegahan candi ini lagi.

Setelah itu kami berangkat menuju kota Jogja sebelumnya singgah makan malam di perbatasan Magelang dan Jogja. Setibanya di wisma, semuanya beristirahat. Hari ini berakhir dengan kelelahan luar biasa.

Keesokan paginya, kami berangkat ke candi Prambanan yang merupakan salah satu candi Hindu terbesar juga. Kemudian kami juga sempat berkunjung ke candi Sewu yang merupakan candi Buddha yang cukup besar. Letaknya tidak jauh dari candi Prambanan. Candi Prambanan keadaannya juga tidak kalah parah. Banyak bebatuan yang runtuh akibat gempa yang melanda Jogja. Banyak candi-candi yang sedang mengalami pemugaran. Setelah itu, kami menyantap makan siang. Setelahnya kami berangkat ke Keraton Yogyakarta. Di dalamnya terdapat cerita dan kebudayaan peninggalan zaman dahulu. Kami juga sempat berkunjung ke tempat pembuatan lukisan batik dan kaos. Setelah itu kami pergi ke salah satu vihara kemudian membeli oleh-oleh bakpia yang sangat terkenal dan pergi berbelanja di Kalioboro. Mood belanjaku kandas pada malam ini.

Aku memang agak sensi hari itu. Tiga jam menghabiskan malam di Maliboro hanya dengan belanja satu kaos batik dan pembatas buku. Sisanya dengan menunggu orang-orang yang tak jelas. Tak habis pikir waktuku sia-sia. Aku menghibur diri dengan mengamati perilaku orang-orang dan kendaraan-kendaraan yang lewat sepanjang Malioboro.

Aku pernah menyukai kota ini sejak pertama melihatnya dulu...
Aku masih menyukai kota ini ketika mengunjunginya kali ini...
Kota yang tenang dengan segala kesederhanaan...
Khas kota ini membuatnya terlihat sangat anggun...
Tersirat rasa menyesal aku tidak memilih kota ini untuk menimba ilmu...
Djokdja... tahukah kami begitu mempesona diriku...
Aku akan merindukanmu...

Belum puas aku berkunjung dengan waktu kurang dari dua hari. Malam itu ditutup dengan kunjungan ke pohon beringin kembar yang kononnya dapat mengabulkan permintaan jika dapat melewatinya dengan menutup mata. Aku tidak ikut berkunjung karena kondisi hatiku sangat buruk.

Keesokan paginya, kami berangkat ke Purwokerto untuk berkunjung ke Baturraden. Perjuangan sangat panjang hingga tiba di sana. Tak banyak berubah, hanya begitu saja. Aku memilih untuk refleksi kaki. Setelah itu, kami pulang ke Bandung. Hingga besok subuh kami baru tiba karena macet.

Dari perjalanan ini, aku dapat memetik banyak hal. Waktu banyak terbuang di perjalanan dan menunggu. Banyak orang yang pergi dengan banyak sikap berbeda sangatlah sulit disatukan.

Aku mengagumi kota Djokdja. Menikmati suasananya yang tenang. Tapi kusadari ini hanya sebuah liburan. Jika seandainya aku menetap di kota ini, akankah aku menikmati sedemikian. Akankah aku juga bisa menentramkan hatiku seperti saat itu.

Satu yang kurindukan...
Suasana Djokdja yang seakan memberi salam hangat padaku...
Kenikmatan berjalan di jalanan Djokdja membuatku bersahabat dengannya...
Djokdja... aku sangat menyukai kota ini...
Orang-orang yang kalem... dan sederhana...
Belum pernah kutemukan di kota lain...
Sebuah kota sederhana dengan kekentalan budaya yang melekat...
Djokdja... kamu akan selalu mempesona hatiku...

No comments:

Post a Comment