Always be grateful

Always be grateful
Just enjoy the path...

Dear YOU

Hello pals!

You come from everywhere...
Here are some stories of mine...
Puzzles that i keep searching through my life

Hope my writing will inspire you...
Make you figure out, when you're sad, there's someone worse than yours.
Make you realize that happiness is something you should share to others.

So, enjoy the pieces of mine ^^

Friday, May 13, 2011

Berakhir sampai di sini...

Aku di sini. Engkau di sana. Berhadapan dalam diam. Hanya menatap dengan wajah tak berekspresi.
Mungkin segalanya memang harus berakhir sampai di sini...

Menyesal? Mungkin. Sakit? Pasti. Menyayangkan? Tentu saja.
Bertahun-tahun canda tawa, keluh kesah, berbagi dengan dia. Aku tak merasa sendiri, tak ada kesempatan untuk diriku bahwa aku merasakan yang namanya kesepian. Terima kasih pada dirinya yang senantiasa menemaniku. Orang yang kucari ketika aku merasa bosan, orang yang kucari ketika aku merasa tertekan, orang yang kucari ketika aku merasa kesal, orang yang kucari ketika aku merasa ingin meluapkan emosi, dan orang yang kucari ketika aku merasa sakit. Hal yang tak kusangka segalanya berakhir seperti ini. Orang yang paling dekat denganku, kini menjadi orang yang paling jauh dariku. 

Ku tak mengerti, tak tahu sejak kapan, diriku dan dirinya kini telah berada dalam perahu yang berbeda. Tak lagi mendayung bersama. Entah siapa meninggalkan siapa. Sekarang kita hanya ibarat dua penumpang dari perahu berbeda yang hanya akan saling menatap ketika kedua perahu bertemu di lautan luas.


Diriku di benaknya telah tergantikan oleh orang lain yang mungkin lebih segalanya dariku. Dengan segala kelebihan diri orang itu, membuat dia tak lagi berada di sisiku. Aku ingin menerimanya dengan lapang hati. Sungguh. Meski itu sulit sekali, hubungan bertahun-tahun yang kubina dengan perjuangan melawan traumaku kini berakhir sama dengan pengalaman perdanaku. Kali ini aku benar-benar takkan pernah mencoba lagi dan aku takkan lagi mampu percaya dengan hubungan seperti itu. Keinginan untuk menata kembali? Tentu, bahkan sering kali melintas di pikiranku. Namun aku menyadari dengan segala kekurangan yang kumiliki, aku hanya mampu berdiam. Berdiam di tempat sekarang kuberpijak dan melihatnya jalan menjauh tanpa berusaha berbuat apa-apa. Kaki ini seakan tak bisa bergerak, mulut ini seakan tak bersuara, dan hati ini seakan amat perih. Tubuhku hanya kaku menatapnya. Memang mungkin seharusnya semua berakhir sampai di sini. 

Aku telah kehilangan dirinya, harus bagaimana? Saatnya menata kembali puing diri ini dan berjalan sendiri. Harus kuat menghadapi dunia karena tak ada lagi seorang sobat yang senantiasa menopang....

Aku di sini. Dia di sana. Terpisah jarak yang semakin jauh. Tubuh kaku, memandang dirinya tanpa ekspresi. Segalanya mungkin memang harus berakhir sampai di sini...



No comments:

Post a Comment