That really makes me sick, the real sick.
Setiap upload foto komennya gendut, setiap ketemu sama orang komennya gendut.
Please deh, apa ga ada komen lain yang lebih bersahabat di telinga selain kata
itu. Dan setelah komen kata yang membuat iritasi telinga akhir-akhir ini,
dilanjutkan dengan tips diet ini itu. Kenapa di benak semua orang bahwa
langsing itu yang cantik? Kalau demikian, bagaimana dengan cewek yang size
besar di luar sana? Sorry to say, bahkan kadang mereka juga lebih bisa
menemukan true love yang melihat diri mereka demikian adanya, bukan yang harus
diet ketat agar tetap terlihat langsing. Gw yakin semua orang diciptakan
demikian adanya, kurus, langsing, gendut, sangat gendut, da nasal ga sampe obesitas
menurutku itu ga begitu bermasalah since obestias menyebabkan beberapa
penyakit. Selama ukuran bajumu di toko baju biasa masih ada dan bahkan sekarang
ada beberapa toko baju menyediakan baju berukuran besar, itu bukan masalah.
Yang menjadi pertanyaan, kenapa hal itu menjadi bermasalah bagi komentator
kepo?
Gw ga merasa gw tipe yang tergolong obesitas dan
gw jg bukan tipe yang menghajar semua makanan yang ada. Ya, gw akuin gw memang
suka dan hobi foto makanan but please itu sebagian jg punya temen yang
kebetulan lagi makan bareng, ga mgkn semua gw habisin sendirian kalo yg di-post
makanannya beberapa macam. Ga habis piker kenapa ada org berpikiran sempit
makanan yang begitu banyak gw habiskan sendiri. Sorry pals, emosi lagi
memuncak, tulisan kali ini mungkin isinya sumpah serapah yang ga bisa gw
tujukan ke para komentator itu, bukan karena gw ga berani, gw sudah males
menanggapi dan berdebat, jadi cara terbaik untuk meredam ocehan mereka hanya
mengangguk dan senyum.
Gw bukannya ga berusaha untuk langsing, kembali
ke zaman sma dulu yang sebagian teman dekat gw menilainya itu bukan langsing
tapi cungkring, but as you know, dulu gw jg sudah termasuk montok diantara
teman-teman kelas gw yang lebih cungkring lagi. Pertama, gw sudah pernah
mengambil session dengan Personal Trainer dengan 24x pertemuan, mau tau
hasilnya apa? Body fat memang berkurang, otot bertambah, lingkar kaki tangan mengecil
1 cm, tapi timbangan ga bergerak sama sekali sampe ke koma”nya ga bergerak
juga, statis banget. Setelah gw menganalisa, session yang gw ikuti memang ga
rutin karena kendala kerjaan gw yang terbang sana sini, kadang pulang, badan
terasa cape, weekend dengan tidur rasanya nikmat luar biasa, dan setelah lanjut
beberapa session di weekdays, berangkat dinas lagi, dan seterusnya. Gw pernah
paksain karena kata orang olahraga bisa bikin badan fresh hasilnya gw sakit. Untuk
membentuk tubuh harus rutin dan karena gw ga rutin bahkan sering kecapean
hingga sakit akhirnya gw ga menjadi member di fitness center lagi. Beralih ke
usaha kedua, mencoba slimming treatment. Hasilnya timbangan memang turun
beberapa ons saat selesai treatment, hasil yang lain adalah tubuhku ini sering
masuk angin hingga menyebabkan perut kembung dan diare. Tadinya gw ga sadar hal
itu. Treatment seminggu 2x minggu selanjutnya langsung masuk angin dan memang
karena gw jg beberapa malam ga makan malam. Diare yang paling panjang dalam sejarah
hidupku, sekitar 3 mingguan, dari sebelum dinas hingga pulang dinas masih
diare, tapi berat badan seems tetap (gw lupa nimbang). Dan setelah fit,
beberapa hari lalu gw coba slimming treatment lagi, besok paginya diare,
sorenya jg, dan malamnya juga. Akhirnya gw sedang galau sekarang mau
dilanjutkan apa ga dan plus akhir-akhir ini banyak komen gendat gendut yang bikin
gw tambah galau.
Beralih ke massa otot, lemak, dan
teman-temannya. Saat dilakukan test, semuanya normal dan bagus, tidak ada yang
berlebih, sehingga gw menjadi tambah bingung, pipi chubby, leher yang berlemak,
dan badan yang montok itu isinya apa kalo bukan lemak. Huff.. dan sering kali
saat massage bahkan saat slimming, gw sering ditanya sama therapist nya, “Mba,
olahragawati ya, suka renang ya?” Sampe gw bosen jawabnya, “Ga mba, jarang,
apalagi renang, bisa diitung pake jari, Badanku memang sudah kencang begini
dari dulu.” Konon kata orang badan seperti itu susah turun timbangan. Whatever
it is, intinya gw dah berusaha. Ngemil? Sudah gw stop sejak komen gendat gendut
di tahun terakhir kuliah jadi ga heran cemilan di kosan gw beberapa berakhir di
tong sampah karena expired. Daging-dagingan? Ga suka. Gw bukan vegetarian tapi
gw ga suka daging, gw seafood lover terutama ikan, udang, cumi. Dari diet sehat
tipe goldar gw sih udah cocok makanannya ikan. Untuk daging hanya suka yang
steak (jarang), burger (sangat jarang), sosis (jarang juga) dan baso. Jadi bisa
dibilang makanan gw everyday is seafood dan vegetables. Ga suka gorengan, suka
yang berkuah, kukus, rebus, dan bakar sometimes. Bahkan suntik hepatitis gw
saja dari tahun kedua terakhir kuliah sampe sekarang masih ada jadi belum
disuntik lagi. Bisa dibilang makanan gw hamper makanan sehat. Yang gw analisa
mungkin gw kurang mengeluarkan keringat dan jus buah, melihat ke masa SMA gw.
Tapi dengan kerjaan gw yang sering terbang sana sini, cape banget rasanya
pulang kos dan bisa tidur rasanya surga dunia dan bisa ga ada kerjaan santai di
kos itu rasanya pengen bayar berapa pun. Karena biasanya meski di Jakarta, ada
saja acara ini itu, pertemuan dengan teman itu paling penting, sering ga di
Jakarta saatnya kumpul itu berharga sekali supaya ga kehilangan teman, belum
lagi ada kunjungan teman dari luar kota, nikahan teman yang paling gw harap
acaranya saat gw lagi dinas karena repot nyari pasangan. Nowadays, lazy day, me
time, di kamar kos serasa precious.
Beginilah badan gw, mau gendut, mau montok,mau
cungkring, mau gimanapun asal gw enjoy dengan hidup gw, makan yang gw suka,
kenapa itu mulut orang so kepo ngajarin diet sana sini makan nasi merah lha ini
itu. Tiap siang gw makan nasi merah di kantor karena catering kantor nyediain
nasi merah dan seringkali lauknya ga selera jadi makan ga banyak jg. Makan
malam di bawah jam 7. Pagi memang gw harus makan banyak karena pencernaan gw lancer
jd pagi sudah menyetor semua yang harus disetor, perut jadi kosong dan lapar
sekali. Tapi porsi nya ga yang banyak banget juga, 1 porsi biasa saja, 3 lauk
sayur dan telur. Rasanya gw pengen dikasih kendali mematikan indra pendengaran
gw saat orang-orang komen gendat gendut sambil membagikan tips diet nya. Kalau
ga sekarang enjoy makan, mau kapan lagi? Saat tes darah sudah menunjukkan
kolestrol tinggi hingga harus menghindari makanan-makanan tertentu? Lagian,
cewe memang lebih cepat gendut pada umumnya, envy me buat cewe yang makan
seberapa banyak dan ga gendut juga. Apalagi pas hamil harus makan banyak
makanan bergizi dan buat yang gampang gendut langsung kayak tong besar
(meminjam istilah orang-orang) itu semua demi bayinya agar sehat dan harus diet
ketat setelah melahirkan untuk mengembalikan ke bentuk tubuh semula. Wahai para
cowo, berhentilah mengomel istrimu badannya ga seperti dulu lagi, kalo mau
begitu, ga usah mengandung anakmu bahkan mempertaruhkan nyawanya melahirkan
anakmu dan tetap menjadi gadis saat dia menikah denganmu. Think wise and smart
please before you hurt her J Semoga my future husband ga demikian
#fingercrossed. Till now, dia ga komen soal gendat gendut hanya kalo timbangan
bergerak agak ke kanan dibilang chubby dan dia sudah tau dengan pasti telinga
gw iritasi mendengar kata itu dan dia juga sering bilang kesehatan paling utama
dibanding gendat gendut haha. Sama hal nya dengan my best mom. Di satu sisi
suru ngurangi makan di luar, di sisi lain kalo pulang ke kampong halaman,
ditawari ini itu, diet di Jakarta saja katanya haha. Mom selalu pesan kalo lagi
dinas ga usah diet, makan yang banyak biar ga sakit. So, kapan dietnya hahaha :p
Beberapa teman dekatku juga ga pernah komen gendat gendut karena meraka merasa
gw masih dalam size normal. Thank you I still have those people around me, you
know who you are :)
No comments:
Post a Comment