Always be grateful

Always be grateful
Just enjoy the path...

Dear YOU

Hello pals!

You come from everywhere...
Here are some stories of mine...
Puzzles that i keep searching through my life

Hope my writing will inspire you...
Make you figure out, when you're sad, there's someone worse than yours.
Make you realize that happiness is something you should share to others.

So, enjoy the pieces of mine ^^

Tuesday, October 21, 2014

Ketika Rasa “Cukup” berlanjut hingga menjadi “Sudah Cukup”


Ya, kembali ke diriku yang lama, selalu memberi kesempatan akan rasa “cukup” itu. Mungkin kali ini aku harus tegas pada diriku sendiri bahwa “cukup” saja tidak berarti apa-apa, aku harus berani menyatakan “sudah cukup”. Sudah terlalu banyak aku kehilangan orang-orang dekatku, entah karena alasan apapun bahkan seringkali alasan yang aku tidak mengerti. Sebagian besar orang akan men-judge itu karena aku tidak bisa mempertahankan dengan baik atau ada yang salah pada diriku. Ya, itu tidak salah. Hal yang wajar mendapatkan judgement seperti itu. Aku tidak menyalahkan mereka. Dulu, saat masih duduk di bangku sekolah sekitar sd hingga smp, mungkin aku orang yang seperti itu, teman sedikit, malas bergaul, sehingga sering dicap sombong oleh teman-temanku. Mungkin banyak orang yang mengenalku namun tak ada niatku mengenal mereka dan aku cenderung orang yang sangat tertutup dengan beberapa sahabat dekat sejak TK. Saat sahabat-sahabatku itu berpaling dariku, sekitar penghujung SD, aku terpukul, aku merasa diriku tidak melakukan kesalahan fatal. 
 
Aku menutup diriku sejak SMP, tanpa sahabat, dan sibuk kursus sana sini untuk melewati hari-hari.Terlebih aku bergabung dengan kelas plus dimana saingan prestasi sangat ketat dan seperti SMP umumny, gank dimana-mana, sehingga otomatis aku sendiri, tanpa gank, dan merasa seperti buangan setiap ada kerja kelompok, berganti dari kelompok yang sini kelompok sana tergantung kekurangan anggota di kelompok mereka. Dan di saat aku SMP itu pula, sahabat-sahabatku meminta maaf sebesar-besarnya atas kesalahan mereka dan mengakui bahwa mereka hanya ikut hasutan teman lain saat itu. Apa daya, hati ini terlanjur terluka, mata ini terlanjur menangis. Setengah perjalanan SMP, aku kembali memiliki dua sahabat beda kelas karena di kelas plus itu aku merasa aku tidak pernah bisa masuk ke pergaulan mereka yang serba kualitas terbaik, cantik, pintar, dan kaya seakan tidak ada tempat bagiku di sana. 

Melanjutkan ke SMA, aku pindah sekolah karena sekolahku tidak memiliki jenjang SMA, sekolah yang masih satu yayasan dengan sekolahku yang dulu. Aku mendaftar secara pribadi, tidak melalui sekolah, sehingga aku terpisah dari kelas plus dan sekelas dengan dua sahabatku itu. Jujur, aku sungguh bersyukur. Mamaku sering menasihatiku untuk lebih ramah dan bergaul dengan banyak orang, suka atau tidak suka,aku harus belajar, karena pergaulan itu penting nantinya. Saat SMA aku mulai membuka diri. Di kelas 2 hingga 3 SMA karena pembagian jurusan, aku pisah dengan dua sahabatku itu sehingga karena jadwal di jurusanku sibuk tentang praktikum, maka kami jarang bertemu hingga ada jarak. Sisa kegiatanku selama SMA, aku bergabung di pengurusan vihara dan juga kursus, sehingga hari-hariku padat dikellilingi banyak teman. Ada 1 teman dekat di vihara dan 1 teman dekat di SMA. Cukup bagiku daripada tidak ada sama sekali. 

Aku melanjutkan kuliah ke Bandung untuk memulai kehidupan baruku, dimana orang-orang tidak mengenalku dan aku berharap mereka dapat menerimaku tanpa melihat masa laluku. Kebetulan aku melanjutkan kuliahku bersama dengan teman dekatku semasa SMA. Ya, tentu saja kami menjadi semakin dekat, saling menemani saat sakit, dan sebagainya hingga satu titik dimana dia memiliki pacar yang merupakan cewe yang jealous. Tanpa kabar apapun, dia menghilang, saat bertemu di kampus maupun di jalan, kami seakan tidak saling kenal. Aku hanya bisa menerima dengan lapang. Rasa kehilangan pasti ada, namun hidup harus berjalan. Aku kembali memiliki beberapa sahabat dekat cewek, namun entah karena apa, kembali merenggang. Selanjutnya aku kembali memiliki sahabat baik yang merupakan teman sekelas SMA ku dulu yang meski secara jarak jauh kami tetap keep in touch. Di saat itu, aku mempercayai mungkin aku lebih sesuai menjalani hubungan jarak jauh. Dengan teman dekatku di vihara, hingga kini, setiap kali aku pulang ke kampung halaman, kami berusaha untuk bertemu. Aku memutuskan maintan persahabatan dengan dua orang ini. Hingga akhirnya, teman ku yang jauh itu sudah menetap satu kota denganku, di saat itu juga persahabatan kami renggang. Ya, jarak bukan segalanya. Terbukti meski dekat, hubungan makin renggang dan aku tahu penyebabnya. Penyebab yang dulu sempat kuingatkan ke dia namun dia sangkal. Tidak tahu mengapa, aku kadang memiliki penerawangan sesuatu akan terjadi sehingga kadang aku berusaha untuk mengantisipasinya. Namun, apa daya persahabatan seerat itu renggang sekejap dan meninggalkan kekecewaan yang cukup mendalam ibarat luka perih.

Selama kerja, aku dekat dengan salah satu teman kuliahku, hingga kini, mninimal sebulan sekali kami bertemu dan bertukar pikiran. Karena kami sesame auditor, sebulan sekali bertemu itu sudah bagus sekali. Hingga kini, meski selera kami berdua berbeda dalam menilai sesuatu barang, namun pikiran kita dalam menilai orang itu sama dan aku merasa hanya dia sebagai sahabat yang bisa menerima pemikiranku. Finally, I found one. Jadi, kalau kamu bertanya sekarang sahabatku berapa? Masih bisa dengan bangga kujawab, ada beberapa, mamaku, pacarku, teman kuliahku ini, dan teman viharaku. Yang berada sekota denganku hanya teman kuliahku ini. Apakah aku sedih dengan beberapa saja? Jawabannya tidak, aku bersyukur.

Ga usah pusingin kata orang lain mulai sekarang, ga usah ngerasa ga enakan, ga usah takut nyinggung, mau km lakuin gimanapun tetap akan jadi omongan orang, lakuin aja yang km mau, at lease you enjoy yourself daripada berusaha tapi tetap jadi omongan orang. Orang baik ke kita, kita juga baik ke dia, orang nyakitin kita, cuek masa bodoh anggap orang itu ga ada.-Mom-

Aku bahkan sering berkata pada diriku bahwa aku ini aneh sehingga tidak bisa diterima orang lain dan semasa kuliah hingga sekarang aku lebih suka pergi ke mana-mana sendiri daripada pusing memohon kepada orang untuk menemani dan ditolak dengan berbagai macam alasan. Aku bahkan pernah mencoba solo traveling ke Wakatobi. Yeah, I become independent woman because of them. Thanks to them who ever hurt me :D You all made me tough.

Kita tidak bisa mengontrol bagaimana sikap orang kepada kita meski kita sudah merasa melakukan yang terbaik kepada orang itu.Yang kita bisa mengontrol adalah hati kita agar tidak terluka terlalu dalam. -Mom-

Aku sering bertanya ke mamaku, aku sudah berusaha semaksimal mungkin, I’ve done my best to my bestfriends, why they just can’t stay beside me? Mamaku tidak menjawab dan belakangan baru menyatakan sungguh dia bingung saat aku bertanya dan dia mungkin merasa bersalah karena dulu pernah menasihati aku lebih terbuka ke orang dan akhirnya mereka menyakitiku sedemikian. Mamaku bukan orang yang percaya ramalan, namun karena tidak menemukan jawaban apa-apa, dia bertanya ke orang yang bisa membaca garis takdirku dan jawabannya ada di sana. Ikatan jodohku memang tipis karena karma masa laluku sehingga di kehidupan ini aku harus bersabar membayarnya semua dan aku harus sabar sambil terus berbuat banyak kebajikan. Aku sih percaya saja since I’ve done my best but still it doesn’t enough to them. So, I would thank you to those bestfriends, friends, who still accept me the way I am, who still keep in touch, no matter how busy you are and how far you are. Thank you guys. For my mom, thank you for being the best consultant and psychologist. For my future partner, thank you for trying your best to understand me and stay with me. From now, I would like to state “it’s more than enough”, maintain whom I had, sorry no more additional bestfriends ahead. The last one already made it the worst and broke my heart into pieces. It’s more than enough.

Lakukan hal yang menurutmu baik dengan enjoy, tulus, dan sepenuh hati karena baik buruknya perbuatanmu tergantung pandangan orang yang menilai. Do your best, care your own matters, and enjoy.-LS-
Just do what I wanna do, let others talk what they wanna talk.-LS-

2 comments:

  1. baca begini ada beberapa bagian yang berasa ngaca, sambil bilang dalem hati: kok bisa sih? kok ada hal yang sama gini?

    terus masih gak percaya km seperti yang diceritain di atas liv, soalnya pas tour bareng km bisa akrabin diri sama temen-temen lainnya lho~

    mengutip kata-kata dari salah satu author favorit aku: terkadang kita harus menyamankan diri kita sendiri, jangan terlalu pusingin apa yang orang lain omongkan tentang kamu - Ben :')

    btw, 1 sahabat udah lebih dari cukup dibanding banyak temen yang cuma dateng kalo butuh doang :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. terlalu mendalami sampe berkaca2 hehe...
      km jg sering ngalami hal yg sama?

      Delete