Always be grateful

Always be grateful
Just enjoy the path...

Dear YOU

Hello pals!

You come from everywhere...
Here are some stories of mine...
Puzzles that i keep searching through my life

Hope my writing will inspire you...
Make you figure out, when you're sad, there's someone worse than yours.
Make you realize that happiness is something you should share to others.

So, enjoy the pieces of mine ^^

Thursday, October 17, 2013

Move On

Move on bukanlah sesuatu hal yang mudah dilakukan jika telah melibatkan perasaan yang mendalam. Berbicara soal hubungan, ada pasang surut, ada romantika perselisihan, ada waktu untuk memulai dan ada waktu untuk mengakhirinya. Ibarat bunga yang ada masa kuncup, mekar, dan gugur, sama hal nya dengan hubungan itu sendiri. Jika setelah gugur, tak mampu memupuknya untuk mekar kembali maka datanglah akhir dari hubungan itu. Setelah gugur, harus berusaha untuk menanam lagi bunga yang baru agar dia dapat mekar kembali menjadi bunga yang indah.

Kata siapa move on itu mudah? Dia pasti belum menaruh perasaannya terlalu dalam. Terlebih lagi, ketika kamu menjalani hubungan dalam hal ini aku berbicara dengan seorang pria, yang kamu merasa bahwa lebih dari separuh keyakinan kamu akan menghabiskan sisa hidupmu dengannya, ya, kamu membayangkan dia yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak, untuk menjadi ayah dari anak-anak yang kamu lahirkan nantinya, seseorang yang bisa dijadikan pedoman dan kepala keluarga, namun segalanya akan berakhir sampai di satu titik, titik dimana lagi kalian tidak bisa berjalan beriringan. For me, in a relationship, if you don’t wanna stay, just leave. Simple but hard. Aku pernah mendengar dari salah seorang teman:
“Menikahlah dengan orang yang kamu bisa bayangkan kamu akan hidup bersama dengannya, melihat wajahnya tiap pagi, yang akan bertanggungjawab memintamu dari kedua orangtuamu dan memberikanmu kehidupan yang baru.”

Jika kamu bertanya, apakah aku sudah membayangkan wajah orang itu, kujawab dengan jujur “iya”. Aku sudah membayangkan aku akan hidup bersama dengannya meski aku tahu itu tidak mudah. Beberapa kesamaan yang sulit untuk dikalahkan serta beberapa perbedaan yang sulit untuk disatukan. Namun, aku ingin berusaha selangkah demi selangkah.

Aku juga pernah bercerita tentang dirinya kepada kedua orangtuaku bahwa dia yang aku bayangkan untuk hidup bersama. Hingga sampai satu masa di musim gugur tahun ini, dimana aku menyerah akan semua hal antara kami berdua, terlalu lelah untuk bertahan, seakan diriku jatuh terduduk di taman yang penuh dengan daun berguguran. Seperti kapal yang kami pandu bersama membentur batu karang dan aku menyerah untuk membelokkannya. Aku meminta petunjuk kepada Yang Di Atas, jika memang orang ini yang akan melalui masa depan bersamaku, buatlah dia bertahan saat aku tak mampu lagi bertahan sehingga kapal akan tetap melaju di samudera meski lambat. Ternyata aku menyemangati diriku sendiri bahwa dengan dia tetap bertahan, aku juga harus bertahan. Kembali kami memandu kapal bersama, semakin hari aku semakin belajar untuk bertahan, untuk menerima hal yang tak kusukai dari dirinya, untuk menurunkan ego sedikit demi sedikit, dan menambah lapisan keyakinan hingga akhirnya kami tiba kembali di tepian, namun dia tidak ingin berlabuh lagi. Dia hanya akan berdiam di kapal itu. Apa yang harus kulakukan? Di sanalah, kami berbeda dalam satu tempat yang sama, aku di pinggir tepian, dia berada dalam kapalnya, tidak ada lagi usaha, tidak ada lagi ketahanan.

Aku harus mengumpulkan kekuatan untuk berjalan ke tepian lain. Aku akan tetap berlabuh sehingga aku akan berpindah ke kapal lain, namun memulai berlabuh kembali bukanlah hal yang bisa dilakukan dalam sekejap. Aku harus kembali sabar menunggu kapal lain. Di musim gugur tahun ini mungkin tidak akan kulupakan, setelah bertahan dari musim semi tiga tahun yang lalu, peluh kesabaran dan bertahan menunggu di tepian akhirnya aku kembali lagi ke tepian yang sama. Aku harus berlabuh agar aku tak kembali terpuruk dalam tepian yang sama. Dua tahun menunggu hingga aku berlabuh dengannya bagiku itu sudah cukup untuk membuktikan semua yang terjadi saat ini. Air mata, sakit, tentu saja, but still life goes on. Bagiku akan sia-sia menunggu orang yang tidak ingin menggerakkan kapalnya dan jika dia menggerakkan kapalnya kembali di suatu waktu akan datang, kamu belum tentu akan memandu bersamanya bukan. Berjalan ke tepian lain mencari kapal lain bukanlah suatu hal yang mudah, namun lebih tidak mudah lagi menunggu seseorang yang belum pasti kapan akan berlabuh lagi.



Whatever happened in your life, good or bad, just be grateful because All is Well.

No comments:

Post a Comment