Terima salam sapaku sobat, terhitung dua minggu menuju penggenapan kisah satu tahun usia ke-20. Dari bulan pertama hingga menuju bulan terakhir ini telah terjadi banyak sekali hal. Bahagia, sedih, tangisan, keceriaan, semuanya menyatu. Beginilah hidup. Setahun ini sungguh kurasakan waktu yang amat sangat cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Apa karena pengaruh aku menulis kisah diriku sebulan demi sebulan sehingga tak terasa waktu berlari. Aku menikmati tiap bulan, tiap minggu, tiap hari, tiap jam, tiap menit, dan tiap detik dari kisahku. Rangkaian cerita yang kususun bulan demi bulan yang mengukir kesan tersendiri ketika aku membaca ulang. Untuk itu, aku merencanakan akan terus menulis kisahku di usia-usia selanjutnya. Mungkin aku terlalu malas untuk menulisnya sehari demi sehari seperti yang dulu kulakukan. Biarlah kisah sebulan kutuangkan dalamm sebuah tulisan untuk berbagi denganmu, Sobat. Aku hanya ingin berbagi, tak lebih dari itu. Tak ada maksud untuk menarikmu ikut dalam kesedihanku atau terlarut dalam kisahku.
Aku sadar diriku memang kurang berjodoh dengan orang-orang. Entah mengapa, meski aku sudah berusaha bersikap sebaik mungkin kepada semua orang, but it doesn't work. Jika dibanding dulu, diriku sudah jauh mengalami kemajuan. Terutama orang-orang sebaya denganku, entah mengapa aku tak bisa menjalin hubungan dekat yang lama. Mengapa demikian? Hingga saat ini aku belum menemukan jawaban yang pasti. Sementara terhadap orang-orang yang usianya di atas diriku, hubunganku dapat berlangsung lama. Ketika aku yakin bahwa sahabatku ini adalah orang yang benar-benar akan selalu di sampingku ketika aku membutuhkannya. Sekali lagi, aku kecewa. Yah, setiap kali berharap maka kamu akan kecewa. Pernyataan itu terbukti dari satu kasus ke kasus lainnya.
Sahabatku yang satu telah memiliki seseorang sekarang. Dia tidak seperti dulu lagi, yang lebih sering sendiri ke mana-mana, sama seperti diriku. Dulu, kami sering pergi menghabiskan waktu bersama. Perubahan itu selalu ada. Sekarang, dia selalu ditemani ke mana-mana. Dia tidak lagi merasakan yang namanya kesepian. Dia tidak lagi membutuhkanku. Sudah ada seseorang itu, sudah cukup baginya. Aku juga sadar diri dan kadang merasa tidak nyaman berada di antara mereka berdua.
Sahabatku yang satu lagi yang kuyakin kali itu aku tidak akan salah, karena kuyakin dia akan selalu bersama diriku. Ternyata tidak demikian, belakangan karena kesibukan atau karena tidak ada kegiatan bersama membuat hubungan kami agak renggang. Dia seperti asik dengan dunianya sendiri yang tak kupahami. Aku tak bisa berbuat apa-apa, Tidak mungkin kita bisa memaksa seseorang untuk tetap berada di samping kita bukan? Aku sudah berusaha sebisa mungkin, melakukan yang terbaik yang bisa kulakukan. Tapi jika dia merasa tidak nyaman dan memilih mundur, itu haknya dia.
When you are alone because they leave you, believe it, there will be another they come and walk together with you. No worry, just smile. Everything happens for reason.
Ketika ada yang pergi, akan ada yang menggantikannya. Ketika aku jatuh dan merasa diriku sendiri, selalu ada orang yang menawarkan bantuan, menghiburku, dan menemani diriku meski hanya sementara. Aku bersyukur memiliki pahlawan-pahlawan ini. Yeah, I call them my heroes. Aku juga bersyukur pernah mengalami masa-masa manis bersama para sahabatku. Kenangan itu akan selalu mendapat ruang di hatiku.
Dia, dia, dan dia. Dari diantara banyak dia. Saat ini, aku hanya bisa menunggu. Menunggu sesuatu hal tak pasti. Yah, mungkin bagi sebagian orang itu sangat menyiksa, tetapi bagi diriku, aku akan berusaha membuatnya menjadi hal yang sangat menyenangkan dengan aktivitas yang kulakukan sekarang. Fokusku ke dia akan berkurang, hingga muncul sebuah kepastian. Itu karena aku telah terlalu banyak kecewa dan aku lelah berharap. Yang bisa kulakukan hanya menunggu kepastian itu datang. Jika dia tak kunjung tiba, berarti dia memang bukan untukku.
No comments:
Post a Comment