Waktu berjalan sangat cepat, terlampau cepat malah. Aku udah memasuki bulan ketujuh di usia 20. Kehidupanku kembali ke kota kecil ini, Bandung. Aku akan meneruskan perjuangan kuliah dan kesendirian di sini dengan segala rutinitas yang melelahkan. Minggu pertama dengan sangat jujur kukatakan, aku belum berniat sama sekali untuk memulai kuliah. Minggu kedua seluruh tugas sudah menanti dengan sangat manis untuk dikerjakan, bertumpuk beserta tugas makalah dan presentasi. Jadwal kuliahku sangat tidak mengenakkan. Biasanya padat dan tidak merata, sekarang malah saking meratanya aku tak mendapatkan libur sama sekali. Tiap hari harus kuhabiskan di kampus dan ada 2 hari yang jeda 3 jam. Semester ini bisa diramalkan aku bakal menjadi anak baik di kampus dari pagi hingga sore, dari matahari terbit hingga terbenam. Presentasi untuk asdos gagal dan kacau dengan sangat sukses. Semuanya di luar kendali, jadwal wawancara mendadak berubah dan persiapanku kurang. Aku memang berniat dari awal untuk menggagalkannya namun bukan seperti ini yang kuinginkan. Itu semua tidak menjadi masalah, aku malah membayangkan ketika sidang skripsi nanti. Mental seperti apa yang harus kumiliki dan persiapan apa yang harus kulakukan untuk menghadapi para dosen itu. Hubungan ku dengan sahabatku benar-benar kandas. Dulu kuanggap mereka lebih dari yang lainnya ternyata perubahan cepat terjadi justru terjadi pada mereka. Mudah menjadi dekat, semudah itu juga menjauh. Membuatku mempertanyakan apakah dasar teori yang mengatakan sesuatu yang mudah didapat akan mudah ditinggalkan benar adanya.Apapun yang telah terjadi, sudah terjadi. Yang bisa kupunya hanyalah sebingkai kenangan manis yang pernah dilalui aku bersama dengan mereka. Ikatan jodoh itu telah usai. Imlek tahun ini kuhabiskan dengan benar-benar sendiri. Selama seminggu aku tinggal sendirian di kosan. Seisi rumah pulang untuk merayakan Imlek bersama dengan keluarga. Aku bahkan tak berencana untuk pulang. Malam sebelum tahun baru Imlek aku masak steamboat sendiri dan makan sendiri karena salah seorang sahabatku membatalkan janji datang menginap dikarenakan kejadian mendadak. Aku tak menyalahkannya karena aku tahu dia sungguh menyesal. Di hari pertama tahun baru, aku pergi makan siang dengannya kemudian ke kelenteng untuk berdoa awal tahun. Malamnya pergi makan bersama dengan sahabatku yang lain. Aku sungguh senang tahun baru kelinci ini aku menghabiskan dengan dua orang yang merupakan sahabatku saat ini dan semoga hingga nanti juga. Dan kabar gembiranya salah satu dari mereka sudah menemukan pasangannya. Kudoakan agar langgeng hingga ke jenjang lebih tinggi. Seorang lagi, aku tahu dia tidak suka mengikat suatu hubungan karena dia memiliki masa depan yang hendak dia rancang sendiri dan itu membuatku kagum. Darinya aku belajar banyak hal baru dan menarik, pemikirannya sangat bebas dan terbuka. Sementara yang satunya lagi pemikiran sangat tertutup, darinya aku juga belajar banyak hal mengenai batasan-batasan. Aku bersyukur memiliki keduanya. Sementara itu, aku sendiri juga lebih membuka diri dan mulai berpikir ke arah sana. Aku tak tahu keputusanku ini benar apa tidak, dan mungkin ini saatnya untuk mencoba. Dua pribadi yang sangat berbeda.
Baiklah itu sekilias mengenai bulan ketujuhku. Semoga bulan depan lebih baik lagi hingga perjuangan terakhir kuliahku.
No comments:
Post a Comment