Sobat, ini bukan kali pertama aku merasakan diriku ini aneh. Aku pernah menceritakannya kepada mama bahkan sambil bercanda aku berpikir bahwa mungkin aku perlu berkonsultasi ke psikolog untuk mengecek apakah diriku termasuk anak autis. Aku jarang menyukai hal yang disukai orang lain. Entah mengapa, aku selalu berbeda pandangan dengan orang lain. Mungkin aku memiliki keanehan sendiri.
Mereka memilih magang di Kantor Akuntan Publik yang bergengsi, diriku malah memilih magang di perusahaan kecil yang masih CV yang bahkan tidak mendapat gaji.
Mereka memilih bercerita ke teman-teman ceweknya ketika ada masalah, kamu tahu tempat kumenceritakan keluh kesah, hanya kepadamu.
Mereka memilih berteman dengan teman-teman yang asyik, diriku memilih berteman dengan orang-orang yang kesepian dan membutuhkanku, yang pada akhirnya ketika mereka bangkit aku akan ditinggalkan.
Mereka memilih baju-baju indah dan bermerk untuk dikenakan, aku memilih menabung untuk pergi berlibur.
Mereka memilih pergi berlibur ke tempat-tempat terkenal akan shopping dan kehidupan modernnya, diriku memilih berlibur ke tempat tenang atau terkenal dengan keindahan alam dan sejarahnya.
Mereka tidak perlu susah memikirkan berapa uang yang habis bulan ini, sementara aku harus mengatur pengeluaran untuk menabung.
Mereka tidak perlu takut kehidupan setelah kuliah nanti, sementara aku harus mulai memikirkan dari sekarang karena papa sudah mewanti-wanti.
Mereka mengejar IP dan nilai yang sesempurna mungkin dan menghalalkan segala cara, aku malah menuntut tinggi sebuah kejujuran.
Mereka memilih bergaul dengan yang sebaya karena lebih nyaman, aku memilih bergaul dengan yang jauh di atasku karena lebih nyaman.
Mereka memilih merayakan ulang tahun dengan pesta yang mewah, aku memilih berbagi kebahagiaanku bersama anak-anak di Sekolah Luar Biasa.
Mereka memilih memberi kejutan dengan mengerjai orang yang berulang tahun, aku lebih memilih hal unik yang mampu kupersembahkan.
Mereka merasa bahagia ketika yang berulang tahun basah-basahan dan muka penuh tepung, bagiku sebuah senyuman dan terima kasih dari dia telah berharga.
Mereka merasa tersanjung ketika diberi hadiah mewah, bagiku sebuah ucapan sudah lebih dari cukup.
Pandanganku selalu berbeda dari kebanyakan orang. Kepada siapapun yang membacanya, tidak perlu tersinggung kalau dirimu bukan bagian dari "mereka" yang kusebutkan di atas. Semuanya hanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman sepihak, tidak ada maksud menyinggung siapapun. Aku hanya sekedar ingin berbagi dengan dirimu, Sobat.
Terlepas dari segala keanehan yang ada pada diriku. Apakah aku tidak percaya diri? Iya, itu jawabannya. Meski berulang kali orang yang memahami diriku mengatakan bahwa seharusnya aku bangga dengan keunikan itu. Sungguh, diri ini bukan merasa unik melainkan aneh. Sebenarnya dua kata itu memiliki arti serupa hanya konotasi positif dan negatif yang membedakannya. Diriku juga begitu bagi sebagian orang yang menganggapnya positif akan memandang diriku unik, sementara yang lainnya akan berkata diri ini aneh. Aku tidak akan tersinggung. Ini karena aku sadar sepenuhnya diriku memang aneh. Pola pikir dan prinsip yang lain daripada sebagian besar membuat diri ini kadang merasa tidak nyaman. Tak jarang aku sedih akan hal itu. Namun untuk mengubah semua itu sungguh bukan hal yang mudah. Kalau kamu berpikir aku tidak mencoba mengubahnya, kamu salah besar Sobat. Banyak kebiasaanku yang tidak sama dengan lainnya dan sering kali aku mencoba belajar kebiasaan mereka. Tetap saja, diri ini merasa jauh lebih tidak nyaman. Banyak hal yang sangat sulit sekali diubah, dan ketika aku bertanya pada diriku "apakah salah". Aku tidak mampu menjawab dengan pasti sebuah jawaban "iya". Untuk itu, aku hanya menjalani proses ini dan berusaha menikmati serta mensyukuri semuanya.
No comments:
Post a Comment