No offense... Just a sharing...
Tadi pagi mendapat inspirasi menulis. Sudah lama tidak mendapat ide untuk menulis. Yah, seperti biasa, ide selalu didapat saat aktivitas di kamar mandi :D
Atasan vs Bawahan
Yang dimaksud di sini bukan pasangan dalam berpakaian lho, tetapi dalam makna lain yaitu dalam hubungan pekerjaan. Kadang seorang bawahan lebih hebat dari atasan. Mengapa? Seorang atasan seringkali hanya memerintah dan ingin tahu semuanya beres sesuai dengan jadwal dan tentunya sesuai dengan keinginannya. Padahal tak jarang, banyak hambatan selama proses pengerjaan. Kadang seorang atasan berharap terlalu banyak terhadap bawahan untuk mengerjakan sesuai dengan keinginannya tanpa melihat kemampuan bawahannya. Sebenarnya bawahan merupakan orang yang lebih hebat, karena lebih memahami yang sedang dijalani atau dikerjakannya, menghadapi hambatan untuk menyelesaikannya tepat waktu dan berusaha untuk memenuhi keinginan atasannya. Meski bagi atasan, itu hal yang sepele, yang bisa dikerjakan dengan mudah, tidak demikian bagi bawahan, yang membutuhkan waktu dan tenaga untuk mengerjakannya dengan sungguh-sungguh agar hasilnya memuaskan. Seorang atasan kerap kali menuntut banyak hal kepada bawahannya dan memarahi jika tidak diselesaikan sesuai dengan keinginannya. Sekali lagi, jika bawahan lebih pintar daripada atasan dan kemampuannya lebih, dia tidak akan menjadi bawahan. Di sini kita tentunya tidak membahas faktor keberuntungan. Mungkin bagi seorang atasan itu hal yang sangat mudah, amun karena tidak turut dalam pengerjaan, tidak akan menyadari betapa rumitnya dan masalah yang muncul dari hal sederhana itu. Menyepelekan merupakan hal harus dihindari, karena dengan adanya rasa seperti itu kita tidak akan pernah bisa memposisikan di posisi orang lain. Meski secara garis besar itu hal yang sederhana, bisa saja komponen-komponen di dalamnya rumit. Oleh karena itu, tak heran banyak bawahan yang kemudian menjadi atasan, sementara tidak semua atasan mampu menjadi bawahan.
Baik vs Jahat
Definisi baik dan jahat yang kumaksudkan di sini bukan baik dan jahat yang berkaitan dengan kriminal yang membahayakan nyawa orang lain, melainkan bagaimana seseorang mengenakan topeng di panggung sandiwara dunia ini. Orang yang baik disenangi oleh orang lain dan memiliki banyak teman di sekitarnya karena dirinya akan sering membantu dan selalu menyenangkan hati orang lain. Itu hal yang baik, bukan? Sementara orang yang jahat akan dihindari dan ditakuti oleh orang lain karena dia tidak ringan tangan dan tak segan menegur serta teman-temannya hanya sedikit karena yang bisa bertahan dengannya adalah orang-orang yang benar-benar mengenal dirinya. So which mask do you choose? Banyak orang mengatakan susah menjadi orang baik. Aku melihat kebalikannya, lebih susah menjadi orang jahat. Banyak orang bisa berpura-pura baik meski sebenarnya tidak sebaik itu. Tetapi, tak sering orang bisa berpura-pura jahat padahal sebenarnya tidak sejahat itu. Aku sungguh kagum terhadap orang yang memilih mengenakan topeng jahat sehingga dia dibenci dan ditakuti banyak orang karena sering menegur dan mengomel. You know, sometimes we need those kind of persons. Kita kadang butuh orang-orang seperti itu untuk mengingatkan kita bahwa apa yang kita kerjakan ada salahnya dan tidak selalu sempurna atau dipuji hanya sekedar untuk membuat kita bahagia. Kita butuh orang yang membuat kita takut untuk melanggar suatu aturan yang membosankan. Kita butuh orang seperti itu untuk merendahkan hati kita bahwa apa yang kita kerjakan bisa saja tidak berarti bagi orang lain. Mereka tidak membantu ketika jatuh, malah menyuruh kita untuk bangkit sendiri, karena sesungguhnya kita mampu untuk bangkit. Aku mengenal beberapa orang seperti itu, dengan segala sikap yang ditunjukkannya, itu bagi kebaikan semua orang, hanya bergantung pada cara kita menerimanya. Aku tak pernah membenci, menghindar, atau bahkan takut dengan orang seperti iu, sebaliknya aku kagum terhadap mereka. Mereka orang-orang yang kuat dan hebat. Mereka harus menelan banyak makian, kebencian, dan penghindaran orang-orang. Mereka harus memiliki mental untuk menghadapi teror dari orang yang membenci mereka. Semua itu merupakan tekanan luar biasa yang harus mereka hadapi untuk mengenakan topeng sebagai orang yang dianggap jahat. Di luar mereka harus terlihat judes dan tegas, tetapi di dalamnya mereka mengorbankan sisi baik mereka dan memunculkan sisi jahat untuk mendidik orang-orang di sekitar agar menjadi lebih baik. Aku sungguh kagum dengan orang-orang seperti itu. Menurutku, jauh lebih susah berperan sebagai orang jahat, karena di dunia ini hampir semua orang ingin berperan menjadi malaikat bukan?
Pada dasarnya semua hal baik, hanya tergantung cara kita memandang, apapun pilihan yang kita pilih dan apapun peran kita, tetaplah bersyukur.
Bersyukur kusadari sebagai hal yang penting. Ketika bersyukur, tidak akan ada kesedihan, kekecewaan, kehilangan, karena masih banyak orang lain yang lebih sedih, lebih kecewa, dan lebih kehilangan.
Bersyukur membantu mengontrol diri dari keserakahan. Saat kita bersyukur, kita akan cukup dengan kekayaan, pekerjaan, dan fisik yang kita miliki, karena masih banyak orang lain yang susah hidupnya, menganggur, dan cacat.
Bersyukur setiap detik nafas kehidupan masih bisa dihirup, jantung masih berdetak, nadi masih berdenyut, panca indra masih bergerak, seluruh fungsi tubuh masih beraktivtas.
Bersyukur hingga saat ini masih beruntung dengan segala keadaan.
Bersyukur masih memiliki orang-orang yang disayangi di sekitar.
Melepas atau merelakan tidak kalah penting. Ibarat pasangan dari bersyukur menurutku. Di samping kita bersyukur, kita harus mampu melepas karena tidak ada yang kekal di dunia ini.
Melepas kekecewaan dan sakit hati.
Melepas kekayaan yang hilang.
Melepas orang-orang yang dikasihi yang telah meninggal.
Sungguh susah melepas karena pada dasarnya manusia memiliki sifat kemelekatan akan suatu objek. Dengan berlatih terus menerus, akan mampu melepas karena tak ada satupun yang abadi.
Ada satu ayat yang kuingat ketika aku terpuruk, yaitu:
"Mencari, maka Anda tidak akan menemukan."
"Berharap, maka Anda akan kecewa."
"Memiliki, maka Anda akan kehilangan."
"Sadari dan kembangkan agar batin seimbang."
Like this, Topeng, Merelakan dan bersyukur, nice post... :)
ReplyDeleteTopeng mana yg akan anda pilih? :D
ReplyDeleteSebenarnya ga suka sama topeng, tapi dalam hidup topeng ternyata diperlukan juga, tergantung situasi, kadang perlu pake topeng baik kadang perlu topeng jahat juga..
ReplyDeleteTapi sepertinya lebih sering pakai topeng jahat, apalagi kalo tidak begitu kenal dengan orang...